Rabu, 06 Februari 2019|15:58:19 WIB
Jakarta: Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Maruf Amin, Arsul Sani menilai puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' yang dibuat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon merugikan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurutnya, puisi Fadli Zon tersebut membuat warga Nahdlatul Ulama (NU) yang disebut Nahdliyin menjauh dari pasangan Prabowo-Sandi dan lebih menguntungkan pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"[Puisi] itu membuat warga NU menjadi jauh dari paslon [pasangan calon] 02," kata Arsul kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, seperti sitat CNN Indonesia, Rabu (6/2/2019).
Sekjen PPP itu menerangkan, kerugian itu karena puisi Fadli Zon bertentangan dengan kultur dan kekhasan NU.
Menurut dia, Nahdliyin selalu menghormati kiai atau ulamanya meskipun memiliki pandangan dan sikap yang berbeda. Karenanya puisi Fadli akan berbalik dan membuat rugi Prabowo-Sandi.
"NU punya kultur dan kekhasan sendiri. Kultur NU yaitu menghormati ulama atau kiainya, meskipun berbeda dengan kiai atau ulama itu," kata dia.
"Kemudian ada suatu ekspresi, baik lisan atau tulisan, yang menciderai rasa hormat kepada ulama, maka itu akan jadi arus balik," ujar Arsul.
Lebih dari itu pihaknya tidak terlalu mempersoalkan puisi 'Doa yang Ditukar' itu. Bahkan, Arsul berharap Fadli lebih sering membuat puisi-puisi seperti itu.
"Puisi Fadli Zon, kami tidak terlalu mempersoalkan, karena justru bawa arus balik NU yang selama ini diam menghadapi kontestasi itu. Maka saya harap Fadli Zon sering bikin puisi seperti itu," ucap dia.
Fadli sebelumnya menulis puisi berjudul 'Doa yang Ditukar' pada Minggu (3/2). Dalam puisinya, dia menyindir soal agama yang diobral hingga penguasa tengik.
Berikut bunyi puisi Fadli Zon:
DOA YANG DITUKAR
doa sakral
seenaknya kau begal
disulam tambal
tak punya moral
agama diobral
doa sakral
kenapa kau tukar
direvisi sang bandar
dibisiki kacung makelar
skenario berantakan bubar
pertunjukan dagelan vulgar
doa yang ditukar
bukan doa otentik
produk rezim intrik
penuh cara-cara licik
kau penguasa tengik
Ya Allah
dengarlah doa-doa kami
dari hati pasrah berserah
memohon pertolonganMu
kuatkanlah para pejuang istiqomah
di jalan amanah
Puisi itu mendapat respons dari sejumlah kalangan politikus hingga Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian, Alissa Wahid, juga ikut mempersoalkan puisi Fadli Zon itu.
RRN/CNNI