Rupiah Siap Unjuk Gigi
Ilustrasi. MI/USMAN ISKANDAR/medcom.id

Rupiah Siap Unjuk Gigi

Jumat, 14 Desember 2018|15:30:49 WIB




Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) berpeluang menguat. Penguatan tersebut akan terjadi lantaran melemahnya laju dolar Amerika Serikat (USD) dan membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia yang memicu masuknya arus modal.

Senior Analyst CSA Research Institute Reza Priyambada meyakini rupiah bergerak menguat di kisaran Rp14.528 sampai Rp14.542 per USD. "Diharapkan masih adanya sentimen positif terutama dari dalam negeri untuk dapat mendukung kenaikan tersebut," kata Reza, seperti dikutip dari riset hariannya, di Jakarta, Jumat, 14 Desember 2018.

Seperti diketahui, pada penutupan perdagangan 13 Desember 2018 rupiah ditutup menguat. Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 101 poin atau 0,69 persen ke level Rp14.496. Sementara Yahoo Finance mencatat, penguataan rupiah 42 poin atau 0,29 persen ke level Rp14.490 per USD. Sedangkan kurs referensi JISDOR meletakan rupiah di level Rp14.536 per USD.

Di sisi lain,  pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi USD1,1366 dibandingkan dengan USD1,1365 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris meningkat menjadi USD1,2660 dibandingkan dengan USD1,2632 pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik ke USD0,7227 dibandingkan dengan USD0,7219.

Sedangkan USD membeli 113,60 yen Jepang, lebih tinggi dibandingkan dengan 113,21 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Kemudian USD naik menjadi 0,9933 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9928 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3355 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3350 dolar Kanada.

Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average meningkat 70,11 poin atau 0,29 persen menjadi 24.597,38. Sedangkan S&P 500 turun sebanyak 0,53 poin atau 0,02 persen menjadi 2.650,54. Indeks Nasdaq Composite turun 27,98 poin atau 0,39 persen menjadi 7.070,33.

Pasar optimistis di sesi awal dengan Dow Jones melompat lebih dari 200 poin pada level tertingginya. Optimisme tentang perdagangan dan reli saham General Electric (GE) berkontribusi pada kenaikan awal ekuitas, namun ketidakpastian masih bertahan dan membatasi kenaikan pasar, para ahli mencatat.


Abd/medcom.id

 







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE