Sabtu, 24 November 2018|03:13:27 WIB
Helsinki: Finlandia mengumumkan memblokir lisensi ekspor senjata baru ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Krisis kemanusiaan di Yaman dan pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi menjadi pemicunya.
Penangguhan itu mencerminkan keputusan sebelumnya oleh Denmark, Norwegia dan Jerman untuk menghentikan penjualan senjata ke Arab Saudi untuk sementara waktu atas pembunuhan dan atas keterlibatan Negeri Petrodolar dalam perang Yaman. Menurut PBB perang itu telah menyebabkan 14 juta orang menghadapi kelaparan.
"Situasi di Yaman berada di belakang keputusan ini, tetapi tentu saja (pembunuhan Khashoggi) adalah bagian dari alasan keseluruhan," kata Perdana Menteri Juha Sipila kepada stasiun Radio Yle, seperti dikutip AFP, Jumat, 23 November 2018.
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah melakukan serangan udara di Yaman sejak 2015. Para penyelidik PBB menuduh rezim kemungkinan melakukan kejahatan perang, termasuk membunuh ribuan warga sipil, menyiksa tahanan dan merekrut tentara anak-anak.
Pada September, situs berita News Now Finland menemukan bukti video bahwa kendaraan lapis baja buatan Finlandia,-beberapa dilengkapi dengan senjata berat Rusia,- sedang digunakan oleh pasukan UEA di Yaman barat, tempat terjadinya beberapa pertempuran sengit perang.
Menurut lembaga think tank SaferGlobe, Finlandia mengklaim bahwa semua ekspor senjata ke kawasan itu sejalan dengan aturan UE. Ekspor senjata Finlandia ke Arab Saudi mencapai 5,3 juta euro pada 2017, turun dari 51,4 juta penjualan pada 2014.
Pada Kamis Sipila menggambarkan situasi di Yaman sebagai "malapetaka" "Setiap lisensi yang ada (di wilayah ini) sudah tua, dan dalam keadaan seperti ini kami benar-benar tidak akan dapat memberikan yang baru," katanya.
Tidak seperti Finlandia, penangguhan Jerman -,diumumkan pada bulan Oktober,- termasuk mencabut lisensi senjata yang ada ke Arab Saudi. Pada saat itu, Berlin menyerukan negara-negara Uni Eropa untuk mengikuti jejaknya, mendorong tanggapan yang meremehkan dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Pada hari Senin, Jerman memutuskan untuk melarang 18 warga Saudi memasuki wilayahnya dan zona bebas paspor Schengen Eropa atas dugaan terkait dengan pembunuhan jurnalis Saudi, Jamal Khashoggi yang berbasis di AS.
Khashoggi, yang menulis untuk The Washington Post dan bersikap kritis terhadap Pangeran Mohammed, dibujuk ke konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober, dibunuh dan dilaporkan dimutilasi.
Setelah penolakan panjang, pihak berwenang Arab Saudi mengaku bertanggung jawab dan mengatakan 21 orang telah ditahan. Namun, analisis CIA bocor ke media AS lebih jauh dan menduga ada keterlibatan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman.
FJR/medcom.id