Senin, 19 November 2018|14:37:01 WIB
Solo: Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan arus modal masuk yang tercatat sejak awal November 2018 sebesar Rp24 triliun turut memberikan andil kepada pergerakan rupiah yang cenderung menguat.
"Dari awal November, inflow Rp24 triliun masuk dari saham, SBN maupun corporate bonds," katanya dalam pelatihan wartawan di Solo, Jawa Tengah, akhir pekan lalu.
Tren penguatan rupiah sejak akhir Oktober 2018 ini telah menekan depresiasi mata uang terhadap dolar AS yang sejak awal tahun mencapai 7,14 persen.
Meski demikian, ia menilai pergerakan rupiah saat ini masih berada di bawah fundamen atau undervalued karena mata uang masih berpotensi untuk mengalami penguatan lebih lanjut.
"Kalau melihat gambaran fundamen dan outlook, seharusnya rupiah tidak melemah. Tapi rupiah tidak sendirian karena di emerging market lain juga terjadi," Dody menambahkan.
Dody memastikan BI terus melaksanakan mandat untuk menjaga nilai tukar dengan memperbaiki neraca transaksi berjalan yang masih mengalami defisit dan hal tersebut telah dilakukan melalui penaikan suku bunga.
"Instrumen moneter yang kita lakukan untuk menyakinkan inflasi dan current account deficit terjaga. Kalau terjaga, tentunya kebijakan moneter, posisinya netral," tandasnya.
Prospek Bursa Cerah
Penguatan rupiah terhadap dolar AS diprediksi akan mendorong penguatan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Inodnesia. Analis dari Indosurya Securities William Surya Wijaya mengatakan IHSG mengawali pekan pendeknya dengan terus berusaha menggeser rentang konsolidasi ke arah yang lebih baik.
"Stabilnya nilai tukar rupiah ditambah dengan kuatnya fundamen perekonomian dalam negeri turut menopang pola gerak IHSG hingga beberapa waktu mendatang," kata William, kemarin.
William memproyeksikan pada perdagangan hari ini IHSG akan bergerak pada rentang 5.868-6.123. Capital inflow juga turut mendongkrak performa IHSG sepekan ke depan. Pada pekan lalu investor asing mencatat net buy sebesar Rp1,65 triliun.
"Adanya capital inflow yang berkelanjutan akan mendongkrak IHSG kembali menuju level tertinggi," pungkasnya.
AHL/medcom.id