Marak Aksi Terorisme, Peritel Perketat Pengamanan Toko
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bakal memperketat pengamanan di toko-toko ritel, seiring aksi terorisme yang terjadi baru-baru ini. Cnni

Marak Aksi Terorisme, Peritel Perketat Pengamanan Toko

Selasa, 15 Mei 2018|00:51:55 WIB




Jakarta: Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) bakal memperketat pengamanan di toko-toko ritel, seiring aksi terorisme yang terjadi baru-baru ini.

 

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan bahwa dewan pengurus Aprindon sudah mengirimkan memo ke anggotanya untuk menambah petugas keamanan (security) internal. Di samping itu, Aprindo juga sudah meminta peritel untuk menyusun langkah penanggulangan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (contigency plan).

 

"Kami harus waspada, kami pun sudah bilang ke anggota kalau toko dan outlet harus koordinasi kalau ada hal yang tidak diinginkan. Kami sudah mengimbau untuk menambah kapasitas internal security sekaligus Standar Operasional dan Prosedur (SOP) untuk menjaga keluar masuknya masyarakat," jelas Roy, pada media Senin (14/5).

 

Meski demikian, ia mengatakan bahwa toko-toko ritel akan tetap buka seperti biasa untuk melayani konsumen. Hingga saat ini, Aprindo belum mengimbau untuk menutup gerai atau mengubah jam operasional. Hal tersebut, lanjut dia, nanti akan ditentukan dari keputusan aparat pengamanan setempat.

 

"Toko akan buka, hanya nanti kami akan mengikuti aturan dari Pemerintah Daerah (Pemda) atau pemberitahuan dari aparat. Mudah-mudahan sih tetap aman karena penumpasan langsung dilakukan. Kami tetap monitor dari televisi dan radio bahwa semua bekerja dan semua turun tangan," imbuh dia.

 

Sementara itu, ia sendiri belum mendapatkan laporan dari kinerja ritel di Surabaya usai kejadian pemboman tersebut. Namun berdasarkan pantauan anggotanya, sejauh ini penjualan ritel di Surabaya masih baik-baik saja.

 

Kondisi serupa juga terjadi di Jakarta. Meski kini Jakarta sudah berstatus siaga 1, namun konsumsi ritel masih terpantau aman.

 

"Teman-teman kami tetap memonitor terus. Memang tingkat kewaspadaan lebih tinggi beberapa kejadian terjadi berturut-turut, tapi ritel modern tetap buka selagi aparat selalu meng-update kondisi. Selain itu Surabaya sudah mulai kondusif, keamaan sudah tertanggulangi," jelas dia.

 

Di sisi lain, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, maraknya aksi terorisme bisa bikin masyarakat paranoid untuk keluar rumah dan cenderung mengurangi konsumsi. Maka dari itu, pelaku usaha harus memperketat pengamanan, terlebih ritel akan semakin ramai menjelang bulan Ramadan.

 

Adapun, bulan Ramadan dianggap sebagai momen tepat untuk memperbaiki pertumbuhan konsumsi masyarakat yang hanya mencapai 4,95 persen di kuartal I kemarin. "Untuk itu harapannya penjagaan di pusat-pusat perbelanjaan juga diperketat sehingga masyarakat tidak perlu cemas untuk melakukan konsumsi," jelas dia. 

 

agi/cnni







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NASIONAL

MORE

MOST POPULAR ARTICLE