Perang Dagang Membahayakan Kepentingan Bisnis AS
Ilustrasi. THOMAS SAMSON/AFP/Mtvn

Perang Dagang Membahayakan Kepentingan Bisnis AS

Rabu, 04 April 2018|22:18:11 WIB




Beijing: Laporan penelitian Deutsche Bank menunjukkan kepentingan bisnis Amerika Serikat (AS) di Tiongkok jauh lebih besar dari apa yang ditunjukkan oleh data perdagangan. Sedangkan perang dagang yang membayangi kedua negara justru akan membahayakan kepentingan bisnis AS.

 

Defisit perdagangan barang AS dengan Tiongkok dianggap sebagai alasan utama dari tindakan Presiden AS Donald Trump baru-baru ini, tetapi angka itu tidak menunjukkan gambaran menyeluruh tentang hubungan ekonomi Tiongkok- AS. Perlu ada pembahasan lebih mendalam untuk mengetahui data-data sebenarnya.

 

Laporan itu mengatakan ada 310 juta iPhone aktif yang digunakan di Tiongkok pada 2016, tetapi iPhone ini tidak dapat ditemukan di perdagangan bilateral AS-Tiongkok. Hal itu karena Apple seperti banyak perusahaan AS lainnya telah mendirikan anak perusahaan untuk beroperasi di Tiongkok.

 

"Dari perspektif perdagangan internasional, iPhone yang dijual oleh anak perusahaan Apple di Tiongkok tidak dihitung sebagai impor. Tetapi dari sudut pandang ekonomi dan keuangan, iPhone adalah produk AS, dan AS sangat diuntungkan dari itu," kata laporan itu, seperti dikutip dari Xinhua, Rabu, 4 April 2018.

 

Laporan ini menyimpulkan bahwa pendekatan neraca perdagangan jelas menyesatkan dan pembalasan paling merusak dari Tiongkok adalah menghukum kepentingan bisnis AS di Tiongkok. Tentu apa yang dilakukan Tiongkok bisa memberikan efek buruk terhadap ekonomi AS.

 

Sementara itu, Laporan Standard Chartered memperkirakan, Produk Domestik Bruto (PDB) AS bisa jatuh 0,2 persen jika Tiongkok membalas dengan melarang impor makanan dan transportasi AS, dan bakal turun seanyak 0,9 persen jika semua impor dilarang.

 

"Kami mempertahankan prakiraan pertumbuhan PDB Tiongkok sebesar 6,5 persen karena pertumbuhan kuartal pertama di 2018 yang kuat dan ketidakpastian pada pemulihan AS," kata laporan itu.

 

Mtvn/RRN







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE