Rabu, 30 Agustus 2017|22:48:01 WIB
Jakarta: Gangguan yang terjadi pada satelit Telkom 1 hingga kini terus menjadi sorotan. Mengalami anomali sejak Jumat (25/8) lalu, status orbit satelit masih jadi misteri.
Dalam konferensi pers di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rabu (30/8) siang tadi, Direktur Utama Telkom Alex Sinaga tak menyangkal misteri keberadaan Telkom 1 di orbitnya.
"Secara fisik mungkin iya, tapi tolong bedakan fisik dengan administratif," kata Alex.
Satelit Telkom 1 yang meluncur ke angkasa pada 12 Agustus 1999 punya hak mengorbit di slot 108 derajat bujur timur. Namun karena insiden ini, keberadaan Telkom 1 dari orbit yang seharusnya masih jadi pertanyaan.
Meskipun secara fisik belum diketahui, Alex menegaskan secara administratif, slot orbit 108 masih milik Telkom. Pihak Telkom bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang mengupayakan slot tersebut di-suspend agar tak diklaim negara lain.
Baik Telkom maupun pemerintah tak ingin kehilangan slot orbit itu karena untuk mendapatkannya kembali butuh proses yang panjang ke International Telecommunication Union (ITU), badan PBB yang mengurusi telekomunikasi.
"Tak boleh digunakan orang lain, tetap dialokasikan untuk Indonesia, dan akan ditempati oleh satelit Telkom 4 tahun depan," imbuh Alex.
Pakai Jasa Dua Satelit Asing
Dampak gangguan di Telkom 1 ini mengharuskan Telkom mengalihkan layanannya ke satelit lain miliknya seperti Telkom 2 dan Telkom 3S. Kendati demikian, Telkom masih perlu menyewa transponder dari satelit asing.
"Satelit asing yang dipakai ada dua yakni Apstar dan ChinaSat," ungkap Alex kepada awak media.
Apstar sendiri adalah operator satelit komunikasi China, begitu pula satelit ChinaSat.
Untuk menyewa transponder dari kedua satelit itu Telkom harus mengeluarkan biaya. Mengenai biaya sewa itu, pihak Telkom enggan menyebutkan besarannya.
"Saya enggak hapal kisarannya," kilah Direktur Wholesale & Layanan Internasional Abdus Somad Arief. "Kalau satu satelit ya miliaran tapi ini kan enggak, cuma sebagian saja lainnya pakai punya Telkom sendiri.”
cnni/evn