Tekan Bunga Kredit, OJK Dorong Bank Agar Transparan
OJK mengimbau bank untuk menyampaikan struktur biaya pembentuk suku bunga kredit kepada publik. Ant Pic/Cnni

Tekan Bunga Kredit, OJK Dorong Bank Agar Transparan

Rabu, 30 Agustus 2017|22:25:42 WIB




Jakarta: Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perbankan lebih transparan dalam menyampaikan struktur biaya pembentuk suku bunga kredit kepada publik.

"Struktur biaya perlu kita transparansikan ke masyarakat. Jadi, masyarakat tahu," tutur Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso kepada awak media usai menghadiri sebuah acara di Jakarta, Selasa (29/8).

Wimboh mengungkapkan, komponen pembentuk suku bunga, tidak hanya sekadar biaya dana atau yang lebih dikenal dengan bunga simpanan. Perbankan juga harus menanggung biaya overhead, seperti sewa gedung, biaya regulasi seperti cadangan minimum di bank sentral, maupun margin risiko.

Setelah masyarakat paham tentang komponen tersebut, masyarakat bisa memilih suku bunga kredit yang ditawarkan masing-masing bank. Pada akhirnya, hal ini bisa memacu kompetisi perbankan dan mendorong efisiensi.

Terciptanya efisiensi memang menjadi salah satu fokus OJK saat ini. Jika industri perbankan lebih efisien, Wimboh yakin, rata-rata suku bunga kredit bisa ditekan hingga ke level satu digit.

"Bank ini kami dorong untuk lebih efisien. Dengan efisiensi, biayanya lebih murah, sehingga ruang untuk penurunan suku bunga juga lebih besar lagi," jelasnya.

Selain transparansi, cara lain untuk menciptakan efisiensi adalah dengan memanfaatkan teknologi digital dalam memberikan pelayanan.

"Dengan teknologi bisa menurunkan biaya dan memberikan service yang lebih cepat," pungkasnya.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara sempat mengkritisi industri perbankan nasional yang tidak efisien.

Efisiensi perbankan bisa tercermin dari rasio biaya operasional perbankan dibandingkan dengan pendapatan (CIR) maupun aset perbankan (cost to asset ratio). Saat ini, kedua rasio tersebut masih relatif tinggi di industri perbakan Indonesia.

Mirza menyebutkan, CIR perbankan di Indonesia masih ada di kisaran 50 persen. Sementara, di negara tetangga kawasan ASEAN, rata-rata CIR perbankan ada di level 40 persen.

Kemudian, biaya operasional terhadap aset perbankan di Indonesia rata-rata masih tiga persen atau di atas industri perbankan negara tetangga yang ada di bawah dua persen.

Sebagai informasi, BI mencatat rata-rata suku bunga kredit per Juni sebesar 11,77 persen atau turun dibandingkan bulan sebelumnya 11,83 persen.

bir/cnni







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE