Sabtu, 05 Agustus 2017|17:07:33 WIB
Jakarta: “Jika seorang dokter salah diagnosis, dia dapat mencelakakan satu orang pasien. Tapi seorang wartawan dengan sebuah berita berpotensi menyesatkan bisa merusak moral satu komunitas. Bahkan menghancurkan sebuah bangsa.”
Demikian kata jurnalis senior Putra Nababan yang kini mengembangkan dirinya menjadi digital entrepreneur, mengawali perbincangan kami pada pekan lalu.
Menggeluti dunia jurnalistik dan industri media selama 23 tahun, Putra sangat memahami berbagai tantangan yang dihadapi sektor ini. Tantangan itu tak hanya dalam mencari, mengolah dan menyiarkan berita ke khalayak ramai, tapi juga mengelola sumber daya manusia di redaksi.
“Tantangan terberat adalah mendapatkan jurnalis dan broadcaster yang memiliki potensi, terutama passion dalam menjalankan profesinya. Passionate atas pekerjaannya,” kata pria yang pernah berkarir di koran, televisi dan portal berita.
Putra menyadari, jurnalis yang passionate membawa banyak manfaat bukan saja untuk dirinya sendiri, tapi juga bagi perusahaan tempat dia bekerja dan pemirsa yang menyaksikan berita hasil karya mereka. Yang terutama tentunya bermanfaat untuk pemirsa karena wartawan memiliki fungsi mendidik jutaan pemirsa dan mencerdaskan mereka dengan mengajak masyarakat untuk berpikir.
Bagi Putra, sulit membayangkan sebuah masyarakat yang dalam kehidupan kesehariannya dididik dan dicerdaskan oleh para jurnalis yang tidak passionate pada pekerjaannya, yang hanya mencari berita karena tidak ada pekerjaan lain yang layak untuk mereka. Atau menjadi jurnalis sebagai sebuah status saja.
Satu-satunya jurnalis Indonesia yang pernah mewawancarai Presiden Amerika Serikat Barack Obama ini pun bercerita mengenai idtalent, perusahaan rintisan digital yang baru didirikannya bersama dua orang rekannya. Putra yang biasa kita kenal membawakan berita seputar isu sosial dan politik juga mahir menguraikan tantangan krisis talenta yang siap menghadang Indonesia.
Kata dia, Indonesia akan menghadapi era bonus demografi pada tahun 2025. Artinya, kita akan memiliki banyak manusia produktif yang dapat mendongkrak pembangunan dan Indonesia akan masuk dalam 15 negara kekuatan ekonomi dunia. Namun, tiga tahun lagi Indonesia juga diprediksi krisis tenaga talent sebesar 56%. Kekurangan dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.
Prediksi ini, jika benar, akan menciptakan jurang yang lebar antara kebutuhan industri untuk menyajikan karya berkualitas dengan supply sumber daya manusia yang minim.
Kekhawatiran akan kualitas SDM ini ternyata didukung oleh the Global Talent Competitiveness Index yang menempatkan Indonesia di urutan ke-90 dari 118 negara. Data dan sejumlah prediksi ini bisa membuat profesional Indonesia menjadi tamu di rumah sendiri.
“Pengalaman dan tantangan inilah yang membuat saya bersama dua orang rekan, yakni seorang senior di bidang Human Resources manajemen dan seorang arsitek IT menciptakan idtalent, sebuah wadah atau platform digital yang dapat mempertemukan potensi para pelamar kerja dengan kebutuhan perusahaan,” katanya.
idtalent memang perwujudan dari cita-cita Putra untuk berkontribusi kepada industri yang telah membesarkan namanya dan juga kecintaannya kepada Indonesia. Perusahaan ini ingin memudahkan anak muda yang baru lulus kuliah untuk mendapatkan pekerjaan dan menapaki karir impiannya. Di sisi lain, mereka juga memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan kandidat terbaik secara efisien.
Berbeda dengan situs lowongan kerja yang sudah ada, idtalent melengkapi layanannya dengan fitur Pengembangan Diri dan Persiapan Karir. Melalui serangkaian tes yang dikemas secara fun, seseorang bisa mengenali potensinya terlebih dahulu dan juga mengembangkan diri menjadi lebih baik. Hasil tes awal tersebut sekaligus bisa dijadikan referensi oleh perusahaan.
Layanan lain yang juga belum ada di situs lowongan kerja mana pun di Indonesia adalah wawancara tatap muka secara online. Wawancara dilakukan oleh Recruiter yang dipilih dan dilatih khusus oleh idtalent.
Kombinasi antara tes potensi dan pengembangan diri dilengkapi dengan wawancara online ini bisa menghemat waktu dan biaya kandidat dan juga perusahaan.
“idtalent memiliki pelayanan "job matching" yang akan membantu profesional menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka dan memungkinkan perusahaan tidak membeli kucing dalam karung alias salah merekrut karyawan. Platform idtalent dapat memudahkan proses rekrutmen bagi perusahaan.”
Dia menjelaskan, materi tes di idtalent sudah memenuhi standar perusahaan dan secara regular diperbarui oleh koleganya yang punya pengalaman luas di bidang Human Resource.
Putra berharap, idtalent akan memudahkan perusahaan untuk mendapatkan talenta terbaik dari berbagai kota di Indonesia. Bersamaan dengan itu, idtalent juga membuka peluang bagi anak negeri untuk mengikuti seleksi di perusahaan mana pun.
"Dan, idtalent membuka kesempatan kerja bagi mereka yang ingin menjadi recruiter. Mereka bisa bekerja dari mana pun dan kapan pun dengan bermodal koneksi internet," ujarnya.
Keputusan Putra untuk membuat idtalent bersama dengan Eka Sudjana, rekan kerjanya, memang sudah tepat. Menurut riset Deloitte tahun 2016, talent aquisition merupakan salah satu tren "disruptive" di bidang teknologi Human Resource di masa yang akan datang. Potensi pasarnya juga sangat besar.
Fokus industri di bidang ini antara lain menyediakan solusi untuk mencari dan menilai kandidat yang tepat, tes kepribadian dan psikologi, managemen wawancara dan wawancara video, dan mengatur proses rekrutmen yang kompleks secara menyeluruh.
Kata Deloitte, selain nilai pasarnya besar, talent aquisition juga sangat strategis bagi banyak perusahaan. Perusahaan teknologi yang bertumbuh cepat, misalnya, bisa berhasil atau gagal menjalankan rencana bisnis tergantung pada seberapa cepat mereka mendapatkan engineer, marketing dan sales yang tepat. Demikian juga industri lainnya. Intinya adalah, perusahaan akan semakin membutuhkan solusi rekrutmen yang cepat, efektif dan efisien.
Idtalent berpotensi menjadi pemimpin pasar karena mereka termasuk pionir di Indonesia. Layanan mereka dikembangkan dari nol sesuai ekosistem di Indonesia, bukan adopsi layanan di luar negeri yang membutuhkan penyesuaian yang seringkali tidak mudah.
Kesimpulan ini saya peroleh sesudah mempelajari layanan yang ditawarkan perusahaan lain, seperti Entelo, Gild, Glassdoor, Greenhouse.io, HireVue, Layer, Pymetrics dan SmartRecruiters.
Idtalent memang masih harus melalui jalan yang panjang. Mereka baru meluncurkan situs versi beta sembari mulai memperkenalkan diri ke berbagai daerah.
“Kami berharap, kehadiran idtalent dapat membantu Indonesia menjadi bangsa unggul dan kompetitif di antara bangsa bangsa lain dengan menghadirkan lebih banyak talent di dunia industri, bukan sekadar pekerja,” kata Putra.
ABE/Mtvn