Rabu, 28 Juni 2017|18:33:44 WIB
Bangkok: Mantan Gubernur Bank Thailand, Prasarn Trairatvorakul mengatakan Thailand bisa menghadapi krisis ekonomi berulang seperti yang terjadi dalam dua dekade lalu, sebagaimana dilaporkan media Thailand.
Menurut Prasarn, sektor properti Thailand telah tumbuh sangat pesat dan meluas sehingga tampaknya telah terjadi kelebihan penawaran terhadap konsumen.
"Suplai kelebihan pasokan semacam itu bisa memicu krisis ekonomi baru, menyusul krisis Tomyum Kung pada 1997," kata dia dikutip dari Xinhua, Rabu 28 Juni 2017.
Krisis Tomkyum didorong oleh meledaknya gelembung ekonomi negara tersebut menyebabkan pengembang properti dan pelanggan mereka serta bank, firma keuangan dan klien mereka mengalami kerugian yang sangat besar.
"Dengan situasi uang ketat yang ketat, daya beli konsumen telah terpangkas dan terbatas, namun sektor properti terus tumbuh dengan cara yang tidak seimbang dan kelebihan pasokan," jelas Prasarn.
Menurutnya, sektor properti tidak hanya mengacu pada peningkatan jumlah rumah dan kondominium baru namun juga dari department store dan mal yang menyebar di Bangkok dan daerah sekitarnya.
Dia berkomentar bahwa kelebihan pasokan di sektor properti mungkin disebabkan oleh fakta bahwa bank dan lembaga keuangan belum memberikan banyak pinjaman kepada sektor lain sementara tingkat suku bunga tetap rendah dan volume cadangan bank meningkat.
"Tidak ada yang bisa memastikan bahwa krisis Tomyum Kung tidak akan terulang namun beberapa tindakan dapat dilakukan untuk mencegahnya," pungkas dia.
Mtvn/RRN