Senin, 19 Juni 2017|18:54:02 WIB
Jakarta: Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan, pernyataan Novel Baswedan perihal dugaan keterlibatan 'oknum jenderal' dalam kasus penyiraman air keras membuat pihaknya tidak nyaman.
Berangkat dari situasi tersebut, Tito mengajak Komisi Pemberantasan Korupsi ikut andil dalam mengusut kasus penyiraman air keras terhadap Novel ini.
"Kepolisian membuka diri kepada teman-teman KPK, apalagi Novel (sudah) menyampaikan ada kecurigaan dari oknum kepolisian. Ini tentu dari kepolisian tidak nyaman dan juga tidak enak ada kecurigaan hal-hal negatif seperti itu," kata Titp saat memberikan keterangan pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (19/6).
Dengan ikut ambil bagian, kata Tito, KPK bisa ikut mengecek alibi pihak-pihak yang berada di sekitar rumah Novel. Setelah itu, KPK juga dapat ikut menganilisis dan mengonfrontasi alibi tersebut dengan pihak-pihak yang dicurigai sebagai pelaku penyiraman air keras terhadap Novel.
Tito pun menuturkan, Polri ingin menuntaskan pengusutan kasus ini secepatnya.
"Kami sangat terbuka kepada teman-teman KPK untuk sama-sama mempelajari. Sehingga apa pun masukan dari Polri bisa dianalisis bersama atau analisis terpisah tapi setelah itu dibagikan," ujar pemimpin Korps Bhayangkara itu.
Ketua KPK Agus Rahardjo sementara itu menyatakan pihaknya harus terlebih dulu mengevaluasi dan meninjau terkait bantuan yang dapat KPK berikan kepada Polri.
Pasalnya, kata Agus, kasus penyiraman air keras terhadap Novel berada di ranah pidana umum yang bukan domain KPK.
"Kami penyidik korupsi bukan pidana umum, kami internal evaluasi dukungan diberikan. Tawaran baik, simpatik, kami evaluasi dulu bantuan apa yang bisa diberikan KPK," kata Agus.
Lebih dari dua bulan sejak peristiwa penyerangan, polisi belum menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel. Penyidik senior KPK itu sempat menyatakan kepada majalah TIME bahwa kasusnya melibatkan perwira tinggi polisi, sehingga polisi terkesan sulit mengungkap pelaku.
Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal usai melaksanakan salat subuh di masjid dekat rumahnya di Jakarta Utara pada 11 April. Siraman air keras itu menyebabkan luka parah pada kedua mata Novel. Kini Novel masih menjalani perawatan di Singapura.
Polisi telah memeriksa sejumlah orang yang dicurigai sebagai pelaku teror. Namun, polisi melepaskan orang-orang itu karena tidak memiliki bukti kuat atas dugaan keterlibatan mereka.
Cnni/gil