Sabtu, 17 Juni 2017|14:34:07 WIB
Jakarta: Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebut sejumlah harga pangan justru anjlok akibat kelebihan pasokan. Di beberapa daerah, harga bawang merah anjlok hingga Rp 8 ribu per kg, bahkan harga cabai merah keriting bahkan hanya dijual Rp2 ribu per kg.
Amran pun meminta Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) untuk menyerap kelebihan pasokan antara lain pada komoditas bawang merah. Pasalnya, jika produksi tidak diserap, maka harga bahan pangan itu bisa semakin anjlok.
"Tolong produksi petani ini diserap oleh Bulog. Kalau ini diteruskan, petani bisa tertekan," kata Amran di Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (17/6).
Amran menuturkan, saat ini harga bawang merah di beberapa daerah seperti Temanggung mencapai Rp8 ribu per kilogram (kg), Kabupaten Bima mencapai Rp10 ribu per kg, dan Kabupaten Solok sebesar Rp11 ribu per kg. Padahal, Harga Eceran Tertinggi (HET) bawang merah sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 27 Tahun 2017 sebesar Rp32 ribu per kg.
Tak hanya bawang merah, harga cabai merah keriting pun mengalami nasib serupa. Ia mencontohkan harga cabai keriting di Sumatera yang mencapai Rp2 ribu per kg gara-gara kelebihan produksi. Padahal, modal yang dikeluarkan petani tentu lebih besar dari itu.
"Dulu, ketika harga cabai mencapai Rp160 ribu per kg, kami minta daerah untuk genjot produksi. Sekarang sudah produksi, yang ada malah oversupply. Kami harap, pemerintah daerah juga bersedia menambah gudang penyimpanan bahan pangan," katanya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menuturkan, penurunan harga bahan pangan ini tercermin dari data inflasi Bank Indonesia (BI) minggu kedua Juni yang menunjukkan bahwa hampir semua bahan pangan mengalami deflasi. Oleh karenanya, ia berjanji akan terus memantau pergerakan harga pasar.
"Pejabat Eselon I kementerian kami masing-masing memantau wilayah tersendiri. Kami harap, pergerakan harga ini bisa dipantau semaksimal mungkin," jelasnya.
Melengkapi ucapan Enggar, Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, pemerintah daerah sudah mengantisipasi kelebihan produksi dengan membangun mesin penyimpanan bahan pangan berteknologi atmosfer. Teknologi ini sudah diinstalasi di PD Pasar Jaya Kramat Jati.
Adapun, teknologi ini rencananya bisa menampung 60 ton bahan pangan dan tahan hingga enam bulan ke depan. Ia berharap, teknologi ini bisa dipasang di pasar-pasar lainnya sehingga produksi petani bisa diserap dan harga bahan pangan kembali normal.
Selain memasang teknologi penyimpanan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta juga bekerjasama dengan produsen bawang merah di Brebes, daging sapi di Lampung dan Bangka Barat agar harganya sebisa mungkin berada di kisaran HET.
"Alangkah baiknya jika Pemda ada kerja sama dengan produsen supaya masing-masing pihak diuntungkan. Petani tentunya juga bisa untung," imbuh Djarot.
cnni/agi/rrn