Kamis, 25 Mei 2017|19:51:48 WIB
Jakarta: Polisi menduga aksi bom di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5) malam, terkait jaringan Jamaah Anshar Daulah (JAD). Hal itu terlihat dari kesamaan pola serangan yang menyasar pada kepolisian.
"Ini patut diduga melihat pola, melihat jenis-jenis serpihan bomnya itu, melihat kontennya itu sama dengan kelompok teror ISIS yang selama ini melakukan aksi di Indonesia," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul ketika ditanyai media jika serangan di Kampung Melayu terkait JAD.
"Itu hampir sama. Pola, modus, serangannya ditujukan kepolisian."
Sementara itu, direktur Community of Ideological Islamic Analyst, Harits Abu Ulya, juga menyatakan kedua terduga pelaku yang bernama Akhmad Sukri dan Ichwan Nurul Salam juga masuk lingkaran JAD.
"(Nama keduanya) Tidak pernah beredar. Tapi anak-anak yang masuk dalam lingkaran Anshoru Daulag," seperti dikutip dari CNN.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media dari berbagai sumber aparat antiteror pada Januari lalu, JAD adalah kelompok yang dipimpin oleh Aman Abdurahman. Kelompok ini adalah salah satu sempalan dari Jamaah Ansharut Tauhid yang berafiliasi dengan Islamic State in Iraq and Syria (ISIS).
Kelompok ini beroperasi di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Maluku. Para pimpinan dari masing-masing wilayah itu pernah beberapa kali melakukan pertemuan, termasuk di Malang, Jawa Timur.
Amerika Serikat memasukkan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) ke dalam daftar organisasi teroris.
Departemen Luar Negeri Amerika menyebut bahwa JAD adalah “satu kelompok teroris berbasis di Indonesia yang didirikan pada 2015 dan terdiri dari hampir dua lusin kelompok-kelompok ekstrimis Indonesia” yang berbaiat pada ISIS.
JAD dituding sebagai pelaku serangan berdarah di Jalan Thamrin, Jakarta tahun lalu. Para pelaku bom Cicendo juga tercatat tergabung kelompok teror JAD Jawa Barat.
Cnni/RRN