Polisi Diminta Tak Semena-mena Menuduh Makar
Ahmad Dhani jadi salah satu yang ditangkap dengan dugaan makar. Cnni Pic

Polisi Diminta Tak Semena-mena Menuduh Makar

Sabtu, 03 Desember 2016|17:20:56 WIB




RADARRIAUNET.COM: Koordinator Gerakan Indonesia Bersih Adhie M Masardi menyatakan tindakan makar sepenuhnya adalah masalah politik. Oleh karena itu, aparat penegak hukum seperti polisi dinilai tak berwenang mengurusi persoalan tersebut dan tak bisa semena-mena menuduh makar.
 
"Makar itu 100 persen masalah politik. Polisi tidak boleh sebut makar, karena makar itu harus ada konstruksinya, ada eksekutor politiknya, ada mekanisme politiknya juga," ujar Adhie dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (3/12).
 
Lebih lanjut Adhie menuturkan, polisi hanya berwenang menjaga keselamatan presiden, bukan keselamatan kekuasaannya. Penangkapan yang dilakukan polisi terhadap sejumlah orang yang di antaranya tokoh yang diduga ingin melakukan makar itu, menurutnya, adalah tindakan di luar konteks negara berdemokrasi.
 
Terlebih aksi makar bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Polisi, kata dia, mestinya mampu menjelaskan situasi yang terjadi agar masyarakat dapat berbuat lebih bijaksana.
 
"Kita santai-santai sajalah, proses impeacment kan susahnya luar biasa," kata Adhie.
 
Sementara itu, politikus Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai aparat penegak hukum terlalu berlebihan memaknai aksi makar dalam demo kemarin. Bahkan istilah itu telah digembar-gemborkan sejak aksi 4 November lalu.
 
Kekhawatiran itu yang membuat polisi kemudian membingkai demo pada persepsi makar. Padahal, menurutnya, peserta demo secara tegas menyatakan penuntutan terhadap Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait kasus dugaan penistaan agama.
 
"Kasus ini tidak bisa dilepaskan dari Ahok  Saya meyakini Presiden Jokowi awalnya juga membela Ahok. Tapi akhirnya presiden  mengalah dengan hadir bersama pengunjuk rasa. Jadi harusnya tidak ada lagi yang khawatir dengan mengaitkan pada makar," tuturnya.
 
Dia pun menyesalkan penangkapan 10 tokoh yang diduga ingin melakukan makar. Penangkapan yang dilakukan pada pagi hari itu dianggap tak relevan dengan masa kini. Bahkan Ferry menyebutnya dengan istilah penculikan.
 
"Lebih tepatnya penculikan subuh, pukul enam pagi dipanggil dengan tuduhan makar. Saya kira polisi berlebihan. Rasanya tidak mungkin mereka makar, kalau kritis ya enggak apa-apa dong," tutur Ferry. 
 
pit/obs/cnni
 






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE