RADARRIAUNET.COM: Sesuai dengan visi misi 2020 Gubernur Riau akan membangkitkan pariwisata berbasis budaya. Yang akan menjadikan Riau pusat peradaban melayu seluruh Asia Tenggara.
Pengembangan pariwisata berbasis budaya ini terus digencarkan dan akan menjadi sumber pendapatan dan penghidup ekonomi khususnya bagi masyarakat di Provinsi Riau.
Arsyadjuliandi Rachman, Gubernur Riau menyampaikan, Terkait pengembangan sektor pariwisata berbasis budaya ini, yakni fokus dalam membangun dan menggali akan potensi kawasan pariwisata di Riau, yang nantinya tidak hanya untuk lokal, regional bahkan sampai ke nasional dan internasional, ujarnya.
Jika dilihat dari geografis Riau yang keberadaannya berdekatan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Jadi secara geografis Provinsi Riau ini termasuk daerah yang sangat strategis. Maka sangat tepat sekali jika Gubernur Riau mengangkat kebudayaan Melayu di Riau, dan mengembalikan kejayaan kerajaan melayu.
Berkembangnya kebudayaan melayu searah dengan perkembangan sebuah wilayah yaitu Provinsi Riau. Misalnya saja kesenian adalah salah satu kebudayaan yang berkembang pesat.
"Bisa kita ketahui Riau memiliki kekayaan akan kesenian dan kebudayaan, tinggal dilestarikan dan dikembangkan sesuai dengan kebijakan pemerintah. Provinsi Riau memiliki potensi pariwisata berupa daya tarik dari budaya, alam dan buatan. Sehingga dapat menjadi sektor andalan dalam meningkatkan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara," tutur Gubri Arsyadjulaindi Rachman.
Sejalan dengan hal ini, Gubernur Riau yakni Arsyajuliandi Rachman mengatakan bahwa provinsi yang disebut Bumi Lancang Kuning tidak hanya identik dengan hasil minyak buminya saja dan hamparan kelapa sawit tapi juga daya tarik wisatanya banyak potensi dan hal ini akan terus kita kembangkan.
"Banyak orang beranggapan bahwa Riau terkenal dengan minyak bumi dan hamparan sawit. Namun Bumi Lancang Kuncing ini juga sedang berbenah dalam mengembangkan sektor pariwisatanya yang dapat menggerakan roda perekonomian," ungkap Arsyadjuliandi Rachman.
Banyak sekali kita lihat Masyarakat luar bahkan negara luar berdatangan untuk mempelajari budaya melayu dan menyaksikan kebudayaan atau tradisi yang ada di Riau misalnya bakar Tongkang di Kabupaten Rokan Hilir.
Selain itu, seni dan budaya melayu yang terjaga selama ini, bumi yang dikenal dengan julukan Lancang Kuning ini ternyata juga menyimpan segudang sejarah melayu. Dan banyak sekali jejak sejarah serta peninggalan yang menjadi aset kekayaan kebudayaan dan menjadi tempat para wisatawan berkunjung.
LAMR Dukung Program Gubri
Dato Seri Drs. Al Azhar Ketua LAM Riau mengatakan, bagaimana kita menjadikan budaya melayu ini suatu hal yang menarik bagi orang lain dan contoh bagi daerah lain. Kebudayaan merupakan hal yang sangat penting yang perlu dijaga dan dipelajari serta perlu dipahami.
"Menyikapi Visi mis Gubernur Riau "Pariwisata berbasis budaya" merupakan program yang sangat luar biasa dan selain peran pemerintah juga menjadi tanggung jawab semua masyarakat Riau untuk sama-sama menyukseskan," Ujarnya ketika ditemui media di LAM Riau beberapa waktu lalu.
Bahkan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Pariwisata dan budaya yang kita punya juga bisa dihandalkan. Bagaimana cara kita melestarikannya, lalu dipromosikan sehingga menjadi suatu daya tarik orang-orang untuk datang.
Pemerintah harus terus meningkatkan dan mensosialisasikan Kebudayaan dan adat istiadat yang ada di Riau kepada masyarakat, dan pemerintah sendiri harus terlibat dan menjadi contoh bagi masyarakat dalam pengembangan dan pelestarian Budaya yang ada di Provinsi Riau ini.
Harapannya kita bersama-sama membangun dan melestarikan kekayaan budaya yang ada di daerah kita, dan bisa menjadikan adat dan budaya itu sebagai hal yang menarik hingga disenangi orang lain.
Bisa kita lihat juga diberbagai daerah Kabupaten/kota di Riau juga banyak lokasi wisata, misalnya Bakar tongkang, pacu jalur, peninggalan sejarah Istana Siak, Candi Muara Takus dan masih banyak lagi.
Bakar tongkang yang berada di Rohil sudah masuk event nasional, dan pariwisata Bono mendapat kawasan pariwisata khusus yang akan dibangun oleh pusat. Ujar Andi Rahman sapaan akrab Gubernur Riau di Hotel Aria Duta belum lama ini.
Objek wisata Bono ini terletak di Desa Teluk Meranti, sepanjang sungai Kampar di Kabupaten Pelalawan.
"Kenapa Bono di pilih oleh pusat? karena fenomena alam yang datang sebelum air pasang air lautnya mengalir masuk dan bertemu dengan air Sungai Kampar sehingga terjadi gelombang dengan kecepatan yang tinggi, dan ada suara guntur dan suara angin kencang," tambahnya.
Ketika pasang tinggi, gelombangnya bisa mencapai 4-6 meter membentang dari tepi ke tepi menutupi keseluruhan sungai. Nah ini menarik perhatian wisata mancanegara sehingga banyak wisatawan yang berkunjung menikmati keindahan Bono yang memacu adrenalin sambil berselancar.
"Semoga Bono bisa menjadi 'magnet' pariwisata Riau yang nanti bisa mengembangkan pariwisata yang lain. Ini beberapa jadwal event Riau yang masuk kalender nasional seperti event Bono yang akan diselenggarakan pada 4-6 November 2016 dan Tour de Siak merupakan ajang balap sepeda yang berlangsung di Kabupaten Siak Sri Indrapura pada 21-25 September 2016," harapnya.
Tidak hanya itu, ada pula lomba balap perahu yakni Pacu Jalur yang berlangsung di Kabupaten Kuantan Singingi pada 24-28 Agustus 2016. Serta acara ritual Bakar Tongkang yang berlangsung di Bagan Siapi-api, Rokan Hilir, Riau pada 20-21 Juni 2016.
Gema Muharram pun siap gelar pada 1-2 Oktober 2016. Sementara Riau Marathon yang akan melibatkan pelari marathon berkelas dunia yang akan digelar di Pekanbaru pada 11 Desember 2016.
Selain itu terdapat sejumlah destinasi dan objek wisata yang layak dikunjungi di Provinsi Riau dan objek Wisata Bahari di Pantai Rupat di Kabupaten Bengkalis pada 14- 17 November 2016.
"Jadi kedepan Pariwisata dan budaya melayu yang ada di Riau bisa kita handalkan untuk sumber pendapatan dalam mensejahterakan Masyarakat Riau, karena jika kita hanya berharap kepada sumber daya alam, maka ada batasannya," Tutup Gubernur Riau.
Adv/Rgc/RRN