RADARRIAUNET.COM - Masyarakat Rantau Kasai Desa Tambusai Utara, Kecamatan Tambusai Utara, Rokan Hulu (Rohul) mengakui ternak sapi mereka tidak mau lagi meminum air dari aliran Sungai Pakis karena sudah berwarna hitam pekat.
Selain berwarna hitam pekat, aliran Sungai Pakis di Desa Tambusai Utara juga berbau. Masyarakat mengungkapkan kondisi itu sudah terjadi sejak bulan puasa lalu, Juni 2016, namun mereka baru melihat petugas dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Rohul turun untuk mengambil sampel air.
Warga Desa Tambusai Utara, Suparman, mengatakan air Sungai Pakis berwarna hitam diperkirakan dirinya sudah terjadi tiga bulan lalu. Sungai ini tak bisa lagi dipakai oleh masyarakat untuk beraktivitas.
"Jangankan orang bang, sapi saja nggak mau minum air sungai ini (Sungai Pakis) karena sudah tercemar. Warna airnya saja sudah hitam pekat gitu," ujar Suparman, Ahad (23/10/16).
Masyarakat menduga, Sungai Pakis tercemar limbah dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT. Torganda. Karena, pabrik berada di hulu sungai. Dan memang hal itu terbukti, mereka sangat menyayangkan tindakan perusahaan.
Masyarakat Tambusai Utara meminta pihak BLH Rohul benar-benar transparan soal hasil sampel yang diambil dari Sungai Pakis, sehingga aliran sungai ini bisa dipakai lagi untuk beraktivitas oleh masyarakat, apalagi di musim kemarau seperti saat ini.
Di saat musim kemarau, sungai jadi alternatif sumber air bagi masyarakat karena air sumur di rumah masyarakat mengalami kekeringan. Namun, dampak berubahnya warga aliran Sungai Pakis, masyarakat enggan beraktivitas ke sungai ini lagi.
Bahkan, masyarakat mengungkapkan soal ikan mati mengapung di aliran Sungai Pakis merupakan hal biasa bagi mereka. Dari itu, ikan sangat sulit ditemukan di Sungai Pakis.
"Ini sudah jelas-jelas tercemar, dari kasat mata saja air terlihat berwarna hitam dan menimbulkan bau. Sapi saja tak mau minum air sungai itu," jelas Anto.
Pada Kamis (20/10/16) lalu, petugas dari BLH Rohul, salah satunya bernama Maas sudah mengambil sampel air di hilir Sungai Pakis disaksikan pihak PT. Torganda.
Sayangnya, sejumlah wartawan yang akan ikut proses pengambilan sampel air di hulu Sungai Pakis dilarang oleh seorang oknum dari PT. Torganda. Bahkan, ketika petugas BLH Rohul akan mengambil sampel di kolam limbah, lagi-lagi wartawan dihadang oknum karyawan PT. Torganda berwajah seram.
"Abang di sini saja, biar orang BLH yang masuk, abang nggak boleh ke sana," larang seorang oknum karyawan PT. Torganda tanpa sebutkan namanya.
Dikonfirmasi di sela mengambil sampel, Maas tidak banyak bicara, dan terkesan tertutup soal kegiatannya bersama tim di PT. Torganda.
"Hasilnya nunggu di uji dulu," pungkas Maas kepada wartawan.
Kepala BLH Rohul Hen Irpan, dikonfirmasi awak media juga belum belum memberikan keterangan, saat ditelepon dia tidak menjawabnya.
rtc/radarriaunet.com