Surplus Dagang RI Bertambah Meski Ekspor-Impor Melemah
Kegiatan ekspor dan impor di pelabuhan mengalami kelesuan. Meski demikian, Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) masih mencatatkan surplus. cnn

Surplus Dagang RI Bertambah Meski Ekspor-Impor Melemah

Rabu, 19 Oktober 2016|13:00:37 WIB




RADARRIAUNET.COM - Surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) meningkat pada September lalu, meskipun kinerja ekspor dan impor mengalami penurunan.  

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, NPI mengalami surplus US$1,21 miliar pada September, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar US$0,29 miliar.

Secara kumulatif, surplus NPI hingga akhir September 2016 mencapai US45,67 miliar, atau bertambah dibandingkan posisi akhir Agustus yang sebesar US$4,38 miliar.

Membaiknya surplus NPI berkorelasi terbalik dengan kinerja ekspor dan impor yang sama-sama anjlok.

"Ekspor Indonesia September mencapai US$12,51 miliar atau menurun 1,84 persen dibanding ekspor Agustus 2016. Demikian juga dibanding September 2015 menurun 0,59 persen," tulis BPS dalam keterangan resminya, Senin (17/10).

Sementara ekspor nonmigas September 2016 tercatat membukukan nilai US$ 11,45 miliar, turun 1,35 persen dibanding Agustus 2016, tetapi naik 2,85 persen jika dibandingkan dengan ekspor September 2015 naik 2,85 persen.

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-September 2016 mencapai US$ 104,36 miliar atau menurun 9,41 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$ 94,66 miliar atau menurun 6,09 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas September 2016 terhadap Agustus 2016 terjadi pada perhiasan/permata sebesar US$ 137,0 juta (25,49 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada benda-benda dari besi dan baja sebesar US$94,3 juta (94,37 persen).

Berdasarkan sektoral, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-September 2016 turun 3,52 persen dibanding periode yang sama tahun 2015, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 17,97 persen, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 17,44 persen.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-September 2016 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$18,86 miliar (18,07 persen), diikuti Jawa Timur US$13,96 miliar (13,38 persen) dan Kalimantan Timur US$9,92 miliar (9,50 persen).

Sementara untuk impor, pada September lalu hanya membukukan nilai US$11,3 miliar atau turun 8,78 persen jika dibandingkan dengan Agustus 2016, demikian pula jika dibandingkan September 2015 turun 2,26 persen.

Impor nonmigas September 2016 mencapai US$9,55 miliar atau turun 9,77 persen jika dibandingkan Agustus 2016. Demikian pula apabila dibandingkan September 2015 turun 0,95 persen.

Impor migas September 2016 mencapai US$ 1,74 miliar atau turun 2,97 persen jika dibandingkan Agustus 2016, demikian pula apabila dibandingkan September 2015 turun 8,88 persen.

Secara kumulatif nilai impor Januari–September 2016 mencapai US$ 98,69 miliar atau turun 8,61 persen dibanding periode yang sama tahun 2015. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas US$ 13,74 miliar (turun 29,19 persen) dan nonmigas US$ 84,95 miliar (turun 4,10 persen).

Peningkatan impor nonmigas terbesar September 2016 adalah golongan serealia US$ 39,0 juta (19,17 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanik US$ 98,9 juta (5,17 persen).

Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–September 2016 adalah Tiongkok dengan nilai US$ 21,99 miliar (25,88 persen), Jepang US$ 9,48 miliar (11,16 persen), dan Thailand US$ 6,64 miliar (7,81 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,82 persen, sementara dari Uni Eropa 9,17 persen.

Nilai impor golongan bahan baku/penolong dan barang modal selama Januari–September 2016 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 9,80 persen dan 12,66 persen. Sebaliknya impor golongan barang konsumsi meningkat 12,80 persen.


cnn/fn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE