Jumat, 14 Oktober 2016|16:44:28 WIB
RADARRIAUNET.COM - Jika dilihat letak geografisnya, tidak bisa dipungkiri bahwa Provinsi Riau merupakan daerah kepulauan. Dengan demikian, Riau jelas memiliki sumberdaya perikanan yang cukup besar karena didukung potensi sumberdaya laut, yang terkait langsung dengan potensi perikanan tangkap yang menjanjikan.
Selain potensi perikanan tangkap di perairan, Provinsi Riau juga memiliki sumberdaya perikanan air tawar yang luar biasa. Sebut misalnya, budi daya perikanan air tawar di Danau Koto Panjang, Kabupaten Kampar, yang sudah berkembang pesat. Sehingga daerah itu pun kini menjadi sentra produsen ikan air tawar terbesar di Riau.
Selain kaya potensi dan sumberdaya perikanan, Bumi Lancang Kuning juga memiliki keunggulan komparatif karena letaknya yang sangat strategis dan menguntungkan. Bisa kita tengok yakni, Riau sangat dekat dengan negara-negara ASEAN, terutama Singapura, Malaysia dan Thailand. Negara-negara ini terutama Singapura, merupakan pusat perdagangan internasional paling maju dan ramai di kawasan regional ASEAN.
Di samping itu, wilayah Provinsi Riau terletak pada rute perdagangan dan pelayaran internasional di Asia-Pacifik. Berbagai keuntungan komparatif yang strategis ini, jika dimanfaatkan secara optimal dan serius terutama dalam pengembangan sektor perikanan dan kelautan, tentu akan berdampak positif bagi perkembangan daerah dan peningkatan perekonomian masyarakat daerah ini.
"Provinsi Riau ini letaknya sangat strategis dan menguntungkan. Peluang itu harus bisa dimanfaatkan secara optimal dan maksimal dalam pengembangan sektor perikanan yang membawa dampak langsung kepada ekonomi masyarakat daerah ini. Justru itu, Dinas Perikanan dan Kelautan sebagai leadingsector, harus mampu menyajikan data-data potensi perikanan secara akurat, benar dan menyeluruh," ucap Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman kepada wartawan usai rapat koordinasi sektor perikanan Riau belum lama ini.
Sumberdaya perikanan Provinsi Riau ke depannya, memang bisa menjadi salah satu andalan penggerak perekonomian dan pembangunan daerah. Sumberdaya perikanan ini menyebar baik untuk potensi perikanan air tawar maupun potensi perikanan laut yang terhampar luas di sepanjang garis pantai dan pulau-pulau di wilayah Riau.
Sebagai andalan masa depan Riau, sub sektor perikanan ini terus ditumbuhkembangkan oleh Pemerintah Provinsi Riau bersama Kabupaten dan Kota di daerah ini dengan sasaran pembangunan diantaranya; peningkatan konsumsi ikan dalam negeri, memperoleh devisa dengan cara ekspor hasil tangkapan, menyediakan bahan baku perikanan, peningkatan kesejahteraan nelayan dan sekaligus juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja. Sebab, dengan berkembangnya sub sektor ini tentu diharapkan pula membawa dampak positif terhadap peningkatan perekonomian daerah dan masyarakat.
Data Dinas Perikanan Provinsi Riau menyebutkan, sektor perikanan memberikan kontribusi yang cukup penting terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Riau. Sejak satu dasawarasa terakhir hingga kini, sektor perikanan memberi konstribusi lebih dari 2,06 persen terhadap PDRB daerah ini. Dengan demikian Sektor perikanan merupakan pemberi konstribusi kelima pada sektor pertanian, setelah sub sektor tanaman bahan makan, tanaman perkebunan, perternakan dan hasil-hasilnya serta kehutanan.
Pembangunan dan pengembangan sektor perikanan di Riau, tentu harus berkesinambungan dan terintegrasi antar daerah. Titik beratnya adalah pada keunggulan komparatif masing-masing kabupaten dan kota di daerah ini.
Budidaya perikanan laut termasuk perikanan tangkap, jelas mencakup kabupaten/kota yang mempunyai wilayah laut dan pesisir. Yakni, Indragiri Hilir, Pelalawan, Siak, Bengkalis, Rokan Hilir dan Kota Dumai. Sedangkan budidaya perikanan air tawar bisa dikembangkan di Kabupaten Kuantan Singingi, Indragiri Hulu, Kampar dan Rokan Hulu.
Seperti ditegaskan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, pengembangan sektor perikanan di Provinsi Riau diharapkan dapat mendukung peningkatan produksi perikanan. Sehingga, ini secara tidak langsung akan menaikkan kesejahteraan yang tercermin dari pendapatan rumah tangga perikanan pertahun. Dengan bertambahnya sarana dan prasarana perikanan, maka akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan produksi perikanan dan nilai produksi perikanan, sehingga berdampak pada peningkatan perekonomian Provinsi Riau.
Menurut Andi Rachman, selain minyak dan gas, sektor perikanan harus menjadi sektor unggulan bagi Provinsi Riau untuk jangka pendek dan ke depannya. Dalam kaitan itulah, kata Gubernur Riau, sektor strategis ini perlu mendapatkan perhatian serius untuk lebih dikembangkan secara profesional. Targetnya jelas yakni, penggalian potensi perikanan secara optimal, peningkatan produksi secara maksimal dan berkesinambungan dengan sasaran akhirnya adalah untuk peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat di Bumi Lancang Kuning ini.
Data statistik Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau mencatat, potensi perikanan daerah ini cukup tinggi, yakni lebih 132.000 ton dan itu terus meningkat tiap tahun. Potensi sektor perikanan di Riau tidak hanya tersebar di sektor kelautan, namun juga perikatan air tawar. Dalam beberapa tahun terakhir, potensi budidaya kolam yang mencapai sekitar 14.000 ton. Begitu juga potensi pengembangan tambak dan keramba, yang pemanfaatannya masih di bawah 10 persen.
"Potensi inilah yang dapat dikembangkan secara optimal dalam mendukung pendapatan asli daerah untuk Pemerintah Provinsi Riau. Namun demikian, kita harus memiliki data-data potensi perikanan yang valid. Ini perlu menjadi perhatian, Dinas Kelautan dan Perikanan harus betul-betul mendata potensi dan produksi ikan sehingga tidak merugikan daerah. Kita harus tahu potensi dan produksi riil hasil perikanan Riau," kata Arsyadjuliandi Rachman di Pekanbaru.
Hal tersebut dikemukakan, Andi Rachman begitu pria ini akrab disapa, karena ia mnendapat informasi bahwa sebagian besar nelayan di Riau langsung menjual hasil tangkapannya kepada pengepul ikan sehingga tidak didapatkan data yang pasti terkait data produksi perikanan di kawasan setempat.
Betapa seriusnya Pemprov Riau menggerakkan sektor perikanan, tampak dari berbagai langkah, kebijakan dan terobosan strateguis yang kini memang dilakukan Pemprov Riau khususnya Dinas Perikanan.
Pada medio Maret 2016 yang lalu misalnya, Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Provinsi Jambi menandatangani Nota Kesepahaman atau MoU (Memorandum of Understanding) tentang Kerjasama Antar Daerah. MoU ditandatangani Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman dan Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli, di Kantor Badan Penghubung Provinsi Riau Jakarta.
Kerjasama ini diikuti dengan penandatanganan MoU tentang Andon Penangkapan Ikan, Budidaya dan Pemasaran Hasil Perikanan oleh Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau Tien Mastina dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi. Gubri yang akrab disapa Andi Rachman dalam sambutannya ketika penandatanganan MoU itu mengatakan, kerjasama antar dua provinsi bertetangga sangatlah strategis. Apalagi, daerah perbatasan Riau-Jambi baik laut maupun darat punya potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. "Mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini mendapat ridho dari Allah SWT," ucap Andi.
Langkah-langkah terobosan dan kebijakan yang tepat dari Pemprov Riau terkait sektor perikanan, jelas akan menjadikan sektor ini salah satu andalan masa depan Bumi Lancang Kuning.
zet/radarriaunet.com