RADARRIAUNET.COM - Korban jiwa terus berjatuhan usai Topan Matthew yang menerjang Haiti. Sejauh ini, jumlah korban jiwa telah mencapai setidaknya 1.000 orang.
Sebagian korban tewas pun telah dikuburkan dalam kuburan massal. Topan Matthew ini merupakan topan yang paling dahsyat di wilayah Karibia dalam hampir satu dekade terakhir.
Topan Matthew menerjang Haiti pada 4 Oktober lalu dengan membawa angin berkecepatan 233 kilometer per jam dan hujan deras, yang menyebabkan sekitar 1,4 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan. Demikian disampaikan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (10/10/2016).
Dikatakan Kedner Frenel, pejabat senior pemerintah di wilayah Grand'Anse, otoritas setempat telah mulai menguburkan korban tewas dalam kuburan-kuburan massal di Jeremie dikarenakan jasad-jasad mereka mulai membusuk. Grand'Anse merupakan salah satu wilayah yang paling parah dihantam topan ini. Dikatakan Frenel, 522 orang tewas di Grand'Anse saja.
Kemalangan warga Haiti akibat Topan Matthew masih ditambah dengan adanya wabah kolera. Di kota Anse-d'Hainault, tujuh orang tewas akibat penyakit kolera. Sebanyak 17 kasus kolera lainnya dilaporkan di kota Chardonnieres, wilayah pantai selatan Haiti.
"Dikarenakan banjir yang masiv dan dampaknya pada air dan infrastruktur sanitasi, kasus-kasus kolera diperkirakan akan melonjak setelah Topan Matthew dan selama musim hujan biasa hingga awal 2017," demikian disampaikan Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO) dalam statemennya.
dtc/fn/radarriaunet.com