RADARRIAUNET.COM - Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan Kabupaten Rote Ndao di Nusa Tenggara Timur mempunyai potensi rumput laut besar. Luas lahan yang dapat digunakan untuk budidaya rumput laut di wilayah itu mencapai 32 ribu hektare.
Direktur Jendral Perikanan dan Budidaya KKP Slamet Subiyanto mengatakan, lahan seluas itu dapat menjadi modal menggenjot perekonomian masyarakat lokal.
"Masa panen rumput laut itu sebentar, hanya 45 hari setelah tanam. Setelah itu, lahannya bisa ditanami lagi," ujarnya di Jakarta, Selasa (11/10).
Slamet menuturkan, selama ini potensi budidaya rumput laut di Rote Ndao belum digarap secara maksimal. KKP mencatat, dari potensi seluas 32 ribu, baru sekitar 10 persen lahan yang baru digarap.
Menurut Slamet, budidaya rumput laut mudah diterapkan dan tak membutuhkan modal besar. Merujuk permintaan rumput laut di dalam negeri tinggi, ia mengklaim sektor ini dapat menghasilkan keuntungan besar.
Tiga kawasan di Rote Ndao yang cocok untuk budidaya rumput laut, menurut Slamet, adalah Rote Timur, Rote Barat Laut, dan Rote Barat Daya.
"Sumber daya manusia di Rote Ndao juga cukup tinggi" tuturnya.
KKP kini berencana menyediakan pelampung berkapasitas besar untuk penanaman rumput laut. Slamet berkata, masyarakat lokal selama ini mendaur ulang botol plastik bekas sebagai pengganti pelampung.
Target produksi rumput laut yang ditargetkan KKP di Rote Ndao adalah 3.192 ton. Slamet menambahkan, pemerintah akan membuka peluang investasi untuk menggenjot industri rumput laut di kabupaten tersebut.
Februari silam, Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) menyebut NTT sebagai penyumbang rumput laut terbesar di Indonesia.
Sebesar 60 persen dari total 10,2 juta ton produksi nasional rumput laut tahun 2015 dihasilkan di NTT. Rumput laut tersebut mayoritas dieskpor ke China.
cnn/radarriaunet.com