RADARRIAUNET.COM - Dalam video yang beredar, Dimas Kanjeng Taat Pribadi memamerkan tumpukan uang pecahan seratus ribu di padepokannya. Namun, polisi tidak menemukan uang dalam jumlah sebanyak itu.
Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar, Selasa (11/10), mengatakan Kepolisian menduga tidak semua yang dipamerkan itu adalah uang asli.
Diduga, sebagian besar di antaranya hanya tumpukan kertas yang disusun sehingga tampak seperti uang.
"(Uang yang disita di padepokan) asli, informasinya Rp4 jutaan. Yg palsu informasinya dititipkan ke beberapa yang jadi anggota padepokan," kata Boy di Markas Besar Polri, Jakarta.
Saat ini, penyidik sedang menelusuri ke mana aliran uang yang dikuasai oleh Taat Pribadi. Pencarian sudah dilakukan sesuai dengan informasi yang berkembang, tapi belum banyak uang yang ditemukan.
"Ada yang bilang dalam bunker, ada yang bilang di gudang. Tapi polisi sudah lakukan upaya pencarian itu, jadi diduga tidak disimpan di dalam lokasi tersebut," kata Boy.
Setiap uang yang ditemukan, kata Boy, bakal diperiksa oleh laboratorium forensik dan Bank Indonesia untuk dipastikan keasliannya.
"Sedang berjalan proses pencariannya, apakah dititipkan pada orang, atau ditempatkan pada suatu rekening tertentu," kata Boy.
Sementara itu, Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mengatakan polisi kini menitikberatkan penyidikan pada dugaan penipuan. Hingga kini, tersangka belum bisa membuktikan dirinya bisa menggandakan uang.
"Karena dianggap bisa menggandakan atau mengadakan uang. Tapi dalam prakteknya tidak bisa," kata Tito.
Apapun alasannya, lanjut dia, keterangan sejumlah saksi mengarahkan kasus ini pada penipuan.
Pembunuhan
Polemik berawal ketika sejumlah masyarakat melapor ke polisi karena merasa ditipu oleh Taat. Tidak lama kemudian, seorang saksi kunci yang hendak diperiksa penyidik, Abdul Gani, ditemukan tak bernyawa.
Setahun sebelumnya, Ismail yang juga pengikut Taat Pribadi mengalami nasib yang serupa. Setelah ditelusuri, pembunuhan diduga dilakukan untuk menutupi kasus penipuan tersebut.
Polisi masih mencari seorang buron terkait kasus pembunuhan ini. Kemarin, Senin (10/10), satu orang pelaku kembali menyerahkan diri ke penyidik. Buron berinisial EY menyerahkan diri pada 12.00 WIB.
"Peran tersangka adalah membawa mobil korban Abdul Hani dari padepokan dan membuangnya di daerah Solo," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Komisaris Besae Martinus Sitompul.
Selain itu, tersangka juga diduga menerima uang sejumlah Rp30 juta.
Dengan demikian, sudah ada 13 tersangka yang ditetapkan dalam kasus pembunuhan, termasuk Taat Pribadi sendiri. Selain itu, sang pemimpin padepokan juga sudah ditetapkan tersangka dalam kasus penipuan.
cnn/radarriaunet.com