Media Utama Pemerintah China Ejek Pemilihan Presiden AS
Donald Trump dan Hillary Clinton. dtc

Media Utama Pemerintah China Ejek Pemilihan Presiden AS

Selasa, 11 Oktober 2016|16:11:27 WIB




RADARRIAUNET.COM - Dua surat kabar utama milik pemerintah China mengejek pemilihan presiden Amerika Serikat. Disebutkan bahwa berbagai skandal yang menyelimuti kedua capres, menunjukkan AS tak berhak menceramahi pihak lain soal demokrasi.
 
Pemerintah Beijing sendiri sejauh ini memilih untuk tidak berkomentar mengenai pemilu AS, karena tak ingin dianggap mencampuri urusan negara lain. Namun media-media yang dikelola pemerintah China mengambil sikap berbeda.
 
Dalam kolom komentarnya, surat kabar People's Daily milik partai berkuasa, Partai Komunis, menyoroti soal isu-isu terkait pajak yang mendera capres Donald Trump dari partai Republik dan masalah penggunaan email pribadi capres dari partai Demokrat, Hillary Clinton serta kekhawatiran akan kesehatannya.
 
Menurut media resmi China itu seperti dilansir Reuters, Sabtu (8/10/2016), Trump dan Hillary lebih sering melakukan serangan personal daripada membahas isu-isu tersebut, seperti yang terlihat saat debat capres sesi pertama belum lama ini. 
 
"Semua keanehan ini bukan hanya jelas-jelas menunjukkan keadaan sulit dari pembentukan politik AS, itu juga menunjuk langsung ke praktik korup sistem politik AS," tulis media tersebut dalam kolom komentar yang dinamai "Zhong Sheng", yang artinya "Suara China", yang kerap digunakan untuk memberikan pandangan mengenai kebijakan luar negeri.
 
'Sekian lama AS telah membual tentang bagaimana pemilihannya yang sangat hidup itu merupakan tanda keunggulan sistemnya, dan bahkan telah menggunakan ini untuk sengaja mengkritik sebagian besar negara-negara berkembang," demikian ditulis People's Daily.
 
Media pemerintah lainnya, Global Times juga mengejek pemilu AS. Dalam editorialnya, tabloid yang sangat nasionalis itu menuliskan, berbagai skandal seputar capres AS menunjukkan bahwa tak ada keunggulan dalam demokrasi Barat.
 
 
dtc/fn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE