Selasa, 04 Oktober 2016|12:51:20 WIB
RADARRIAUNET.COM - Setelah mengunjungi keluarga korban Isrusli pada Kamis (29/9), pagi kemarin, rombongan KontraS terus mengumpulkan bukti dan menggambar beberapa tempat kejadian perkara. Baik di RSUD Meranti, pelabuhan cafe Nur Syaadah dan Mapolres Meranti.
Sempat terjadi ketegangan saat Hariz Azhar dan perwakilan PBR hendak menemui Direktur RSUD, Roswita. Seorang sekuriti dan Kepala Seksi Penunjang Medik, Zulfikar, menghalangi rombongan dengan alasan direktur sedang menunggu jawaban dari Sekda.
"Bapak disuruh tunggu dulu. Karena ibuk sedang menunggu izin Sekda," jawab Zulfikar.
Setelah sempat bersitegang dan petugas tersebut kewalahan menjawab pertanyaan Hariz, sekitar 10 menit kemudian Direktur Roswita pun keluar dari ruangannya. Dia pun menjelaskan kalau dirinya harus terlebih dahulu meminta izin dari Sekda Meranti Iqaruddin sebagai atasannya.
"Kita tidak berniat menolak bapak, ini hanya SOP. Kami juga tidak ada menutupi informasi apapun terkait kejadian ini. 7 petugas RSUD yang bertugas hari itu sedang dipanggil sebagai saksi oleh Polda Riau," aku Roswita.
Terkait hasil otopsi maupun visum, dia mengaku tidak tahu dan tidak memilikinya karena hasilnya ada di tim dokter yang diturunkan Polda. Tapi untuk informasi siapa saja petugas pada hari tersebut sedang piket dan surat menyurat akan disampaikannya paling lama Senin (3/10).
"Senin paling lama akan kami serahkan semua yang bapak butuhkan. Baik untuk almarhum Afriadi maupun almarhum Isrusli," janjai Direktur RSUD tempat dua korban itu ditangani.
Setelah mendapatkan semua keterangan dan bukti-bukti yang ada dalam dua kasus itu, dia Hariz bertoal ke Pekanbaru untuk mendatangi Mapolda Riau guna menyampaikan keberatan dan perkembangan penyelidikan. Tapi, agenda itu ditolak oleh Polda Riau.
"Sebenarnya mereka sudah menolak kedatangan saya. Tapi gak apa-apa lah. Walau ditolak, saya akan tetap datangi tu Mapolda. Kita rakyat mau datang masak ga boleh," sindirnya.
Setelah dari Pekanbaru, lelaki yang sedang berpekara dengan TNI Polri dan BNN atas kasus Fredy Budiman itu, akan bertolak kembali ke Jakarta. Kemudian melengkapi analisis dari temuan yang ada untuk disiapkan menjadi berkas untuk gugatan.
"Kita fokus ke Perdata. Tapi tetap akan kita kawal prosesnya, karena kasus ini sangat berpotensi untuk dipeti-eskan. Saya minta masyarakat Meranti tetap kompak dan ikut mengawal. Jangan takut dengan polisi, karena hanya akan bikin kita makin diinjak-injak," ajak Kordinator Badan Pekerja KontraS Jakarta itu.
rtc/fn/radarriaunet.com