Rumah Apung Pertama di Semarang Bakal Dilengkapi Pemecah Gelombang
ilustrasi. bfoam

Rumah Apung Pertama di Semarang Bakal Dilengkapi Pemecah Gelombang

Jumat, 23 September 2016|13:06:52 WIB




RADARRIAUNET.COM - Rumah apung di kawasan Tambak Lorok, Kota Semarang, Jawa Tengah, akan dibangun dengan memanfaatkan kemajuan teknologi sekaligus menjawab masalah lingkungan.
 
Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Umum dan perumahan Rakyat Arie Setiadi Moerwanto mengatakan, rumah apung dirancang dengan konsep menyatukan kebutuhan pertemuan warga, perpustakaan hingga penyampaian informasi pembangunan proyek di kawasan tersebut.
 
“Kami akan tunjukkan ke depan problem lingkungan bisa dengan dijawab teknologi, bisa survive dengan masalah tersebut,” kata Arie, Selasa (20/9/2016).
 
Pelaksana tugas Direktur Jendral Sumber Daya Air itu menambahkan teknologi yang akan digunakan tidak sepenuhnya baru.
 
Namun, teknologi ini akan bersanding dengan jembatan apung, pemecah gelombang apung, dan lain-lain.
 
Melalui teknologi, kementerian menargetkan tingkat penurunan tanah bisa berkurang secara signifikan.
 
Saat ini penurunan bangunan 7,5 centimeter per tahun, akan dikurangi menjadi dua centimeter per tahun.
 
“Teknologi kami akan kombinasi, bonton akan ada tanggul di atasnya supaya bebannya tidak terlalu berat. Jadi penurunan bangunan saat ini 7,5 per tahun, target kami turun menjadi 2 centimeter per tahun,” imbuhnya.
 
Sebelumnya, Balitbang mempersiapkan teknologi untuk menghadapi perubahan iklim demi mendukung sektor kemaritiman dan kelautan.
 
Balitbang menggunakan inovasi wahana apung yang bisa meredam energi sehingga gelombang bisa lebih tenang.
 
Rumah apung yang dibangun di Tambak Lorok merupakan ruang publik dan terdiri dari dua lantai.
 
Lantai bawah dapat dimanfaatkan sebagai balai pertemuan dan lantai atas sebagai perpustakaan atau rumah baca.
 
Konsep prototipe ini mengusung bangunan yang ramah lingkungan, mandiri dalam kebutuhan energi, dan tidak mencemari lingkungan.
 
Dasar bangunan menggunakan panel foam dan beton (B-foam). Sedangkan konstruksi bangunan menggunakan material baja dan bambu.
 
Kebutuhan listriknya menggunakan panel surya. Adapun untuk kebutuhan air bersih, bangunan ini menggunakan distilasi air laut.
 
Fitur lainnya adalah biofill atau biority yang digunakan untuk pengolahan air limbah kamar mandi atau WC. 
 
 
kps/fn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita EKONOMI

MORE

MOST POPULAR ARTICLE