Kamis, 22 September 2016|15:29:14 WIB
RADARRIAUNET.COM - Penyidik Amerika Serikat (AS) masih mencari petunjuk untuk menemukan motif di balik ledakan bom di New York dan juga New Jersey. Hal ini setelah tersangka Ahmad Khan Rahami ditangkap terkait ledakan bom di kedua wilayah itu, pada Sabtu (17/9).
Seperti dilansir Reuters, Selasa (20/9/2016), penyidik juga masih terus menyelidiki apakah pemuda AS keturunan Afghanistan ini memiliki kaki tangan dalam aksinya, yang memicu 29 korban luka-luka di New York. Sejauh ini, baru satu tersangka Rahami yang ditangkap otoritas AS.
Rahami ditangkap pada Senin (19/9) waktu setempat di Linden, New Jersey, setelah pemilik bar setempat mendapatinya tidur di pintu depan kedainya. Polisi yang mendatangi lokasi disambut tembakan oleh Rahami yang berujung baku tembak sengit. Rahami dan dua polisi luka-luka dalam baku tembak itu.
Berbagai foto media AS menunjukkan Rahami yang berjenggot dan mengenakan kaos dibawa masuk ke ambulans dengan tandu. Dia dilaporkan terkena tembakan di kaki dan mengalami luka di lengannya yang terlihat bercucuran darah meski telah dibalut perban. Dia ditangkap hidup-hidup.
Disampaikan Asisten Direktur FBI, William Sweeney, seperti dilansir media, para penyidik mengaitkan secara langsung Rahami dengan ledakan bom di distrik Chelsea, New York yang melukai 29 orang pada Sabtu (17/9) malam dan juga ledakan bom pipa di Seaside Park, New Jersey, dekat lokasi lomba lari pada Sabtu (17/9) pagi.
Usai penangkapan, penyelidikan terus berlanjut termasuk penggeledahan di restoran dan rumah milik keluarganya di Elizabeth, New Jersey. Namun sejauh ini, motif Rahami dalam melakukan aksi pengeboman itu masih belum jelas.
Rahami baru dijerat 5 dakwaan percobaan pembunuhan dan 2 dakwaan pelanggaran kepemilikan senjata oleh jaksa distrik Union City. Dakwaan itu terkait baku tembak yang terjadi saat Rahami akan ditangkap. Sedangkan terkait ledakan bom di New York dan New Jersey, belum ada dakwaan yang dijeratkan.
Kemungkinan dakwaan lainnya baru akan dijeratkan oleh pengadilan federal beberapa hari mendatang. Namun Wali Kota New York, Bill de Blasio, telah terang-terangan menyebut ledakan bom di Chelsea itu sebagai 'aksi teror'.
Para penyidik berhasil mengidentifikasi Rahami sebagai tersangka melalui sidik jari yang ditemukan di sejumlah petunjuk di lokasi kejadian, juga di bom panci presto yang ditemukan tak jauh dari lokasi ledakan di New York. Telepon genggam yang disambungkan ke bom panci presto yang tidak meledak, juga memberikan petunjuk bagi penyidik.
Keterangan sejumlah pejabat AS menyebut, Rahami diyakini sebagai pria yang terekam CCTV menyeret duffel bag atau tas silinder di dekat lokasi ledakan New York, sebelum dan setelah ledakan terjadi. Tidak hanya itu, Rahami juga terkait dengan temuan tas ransel berisi sejumlah bom rakitan (IED) yang dibuang ke tempat sampah dekat stasiun Elizabeth pada Minggu (18/9) malam.
dtc/fn/radarriaunet.com