Wiranto Minta Jangan Perdebatkan soal Tebusan Sandera
Menko Polhukam Wiranto meminta masyarakat tidak memperdebatkan proses pembebasan tiga WNI yang sempat disandera kelompok Abu Sayyaf. cnn

Wiranto Minta Jangan Perdebatkan soal Tebusan Sandera

Selasa, 20 September 2016|14:12:15 WIB




RADARRIAUNET.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto meminta masyarakat tidak memperdebatkan perkara tebusan dalam proses pembebasan tiga WNI sandera Abu Sayyaf Group (ASG). Baginya, yang terpenting adalah sandera telah bebas.
 
"Enggak usah dipertanyakan, enggak usah diperdebatkan. Sekarang kita perdebatannya atau bebasnya? Yang penting bebas dulu. Berbagai cara telah kita tempuh," kata Wiranto di kantor Kemko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (19/9).
 
Dia menegaskan, pemerintah Indonesia tidak ingin berkompromi dengan para perompak, termasuk memberikan uang tebusan yang diminta kelompok penyandera.
 
"Memang penculik-penculik itu mencari duit. Duitnya untuk memelihara kekuatan mereka. Ini enggak bisa, negara yang berdaulat menjadi ATM mereka," kata Wiranto.
 
Usai pembebasan tiga WNI, pemerintah akan menggunakan cara-cara khusus untuk membebaskan enam orang WNI yang masih disandera di Filipina. 
 
Wiranto mengatakan, setelah pertemuan antara Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang bersepakat menyelesaikan masalah bersama, banyak jalan telah ditempuh kedua negara.
 
Selain kebijakan terkait kesepakatan bersama, pemerintah Indonesia juga memperkuat operasi intelijen. Selain itu, kerja sama operasi darat secara berkelanjutan pada tahap berikutnya akan diperkuat untuk mencegah aksi penyanderaan di kemudian hari.
 
"Tetapi yang bisa dilaksanakan segera adalah memastikan bahwa operasi keamanan maritim bersama dilakukan," katanya. Operasi keamanan maritim, kata Wiranto, juga sebagai cara untuk mencegah perompakan berikutnya.
 
Tiga sandera WNI telah dibebaskan yaitu Emmanuel, Laurenz Koten dan Theodorus Kopong, pada Sabtu (17/9) malam waktu setempat. Ketiganya berasal dari Nusa Tenggara Timur. 
 
Mereka merupakan Anak Buah Kapal (ABK) kapal pukat penangkap ikan LLD 113/5/F berbendera Malaysia dan diculik oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf di perairan Lahad Datu, Malaysia pada bulan Juli lalu. 
 
 
cnn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NASIONAL

MORE

MOST POPULAR ARTICLE