Sabtu, 17 September 2016|15:52:21 WIB
RADARRIAUNET.COM - Belum lama ini tersebar insiden meledaknya ponsel Samsung yang dipercaya Note 7 saat sedang memutar video dan melukai tangan bocah enam tahun. Ternyata ponsel tersebut bukanlah Galaxy Note 7.
Sesuai keterangan sang nenek yang bernama Linda Lewis, pada Sabtu (10/9) cucunya itu sedang memutar video di ponsel Samsung kemudian baterainya meledak. Tangan bocah cilik itu sontak terluka terbakar.
Insiden itu sempat menghebohkan karena menambah daftar panjang kasus anomali baterai pada Galaxy Note 7 yang sedang dihadapi oleh Samsung.
Mengutip International Business Times, belakangan baru terungkap bahwa ponsel yang digunakan bocah itu bukan Note 7.
Hal tersebut diungkapkan oleh sang kakek, John Lewis kepada media internasional. Menurut pernyataannya, ponsel itu merupakan Samsung Galaxy Core Prime. Dari cuplikan video yang diunggah situs berita tersebut, diperlihatkan ponsel pintar berwarna putih yang setengah hangus karena terbakar.
Lewis juga menambahkan, sempat terjadi kekeliruan karena ia mengaku seluruh keluarganya menggunakan ponsel pintar keluaran Samsung.
Kasus baterai Note 7 meledak memang sedang menjadi masalah besar bagi Samsung. Sejak diluncurkan, tercatat perusahaan telah menjual 2,5 juta Note 7 di 10 negara.
Di kawasan Australia, produsen asal Korea Selatan ini melaporkan telah menarik 51.060 unit ponsel dan bersedia menawarkan pilihan kompensasi berupa pengembalian uang, perbaikan, atau penggantian dengan ponsel tipe lain.
Akibatnya, Samsung mengambil langkah untuk menarik kembali semua ponsel yang telah terjual dan menghentikan pemasaran hingga waktu yang belum bisa dipastikan.
Sementara dari laman Samsung untuk wilayah Inggris, perusahaan yang bermarkas di Korea Selatan ini menyatakan telah melakukan investigasi secara rinci terkait masalah ini.
"Kami mengetahui bahwa adanya masalah pada sel baterai. Kondisi sel baterai yang sangat panas terjadi ketika anoda ke katoda melakukan kontak. Hal ini merupakan kesalahan langka dalam proses manufaktur," tulis pihak Samsung di laman tanya jawabnya.
Sebagai informasi, mayoritas ponsel pintar saat ini termasuk Galaxy Note 7, menggunakan baterai isi ulang jenis lithium-ion (Li-ion). Yang menjadikan baterai rentan terbakar yakni reaksi kimia dalam energi padat di dalamnya saat perangkat dioperasikan.
Belakangan dilaporkan Samsung memutuskan akan menggandeng perusahaan pengembang baterai asal China, Amperex Technology Ltd. untuk pasokan baterai baru Galaxy Note 7.
cnn/radarriaunet.com