Selasa, 13 September 2016|15:15:26 WIB
RADARRIAUNET.COM - Korea Utara sangat mengandalkan China untuk pemenuhan barang-barang kebutuhan pribadi akibat diganjar sanksi Barat. Mulai dari batu bata hingga rambut palsu diselundupkan China ke Korut, menggunakan truk besar atau mobil wisata.
Seorang sopir truk asal China yang menuju Korut melalui Dangdong mengaku membawa muatan knalpot motor. Menurut dia situasi politik dan keamanan kawasan, terutama setelah Korut melakukan uji nuklir yang dikecam banyak negara termasuk China, tidak menyurutkan aktivitas mereka.
"Saya membawa banyak benda-benda, produk bagi warga biasa. Bisnis tidak pernah buruk, kami selalu sibuk," kata supir truk bernama Wang itu, dikutip Reuters, Senin (12/9).
Wang seperti supir truk lainnya menunggu pemeriksaan untuk melintasi "Jembatan Persahabatan" yang melintasi Sungai Yalu dari China ke Korut setelah dibuka kembali akhir pekan lalu usai liburan Hari Nasional Korut pada Jumat.
Truk-truk itu berisi kusen kayu, besi, alumunium, batu bata, karet, mesin dan bahkan buldozer kecil.
China memang ikut menandatangani sanksi PBB demi membendung produksi senjata nuklir Korut. Namun pemerintah Beijing mengutarakan kekhawatiran mereka soal kehidupan warga kebanyakan Korut jika perdagangan kedua negara dihentikan sepenuhnya.
Pemeriksaan kali ini dilakukan lebih ketat di Dangdong. Menurut supir Ying Ren, 54, polisi perbatasan kini sangat teliti dalam memeriksa. "Setelah mereka menjatuhkan sanksi, bahan kimia dilarang masuk ke perbatasan karena bisa digunakan membuat bom nuklir," ujar Ying.
Menurut supir lainnya yang juga bernama Wang, pemeriksaan perbatasan diperketat setelah uji nuklir Korut pekan lalu. Bahan kimia memang dilarang, namun menurut Wang barang-barang kebutuhan pribadi masih akan dibiarkan masuk ke Korut.
"Perdagangan barang-barang bagi masyarakat biasa akan berlanjut hingga entah kapan. Bagaimana tidak? Kami tidak ingin pengungsi Korea Utara membanjiri China," ujar Wang.
Barang-barang dari China sangat murah dan terjangkau bagi banyak warga Korut. Pasar-pasar semi-legal yang menjual produk China bermunculan di seluruh Korut.
Barat enggan menerapkan sanksi terhadap barang-barang kebutuhan sehari-hari Korut. Karena menurut pengamat, Barat berharap kebangkitan kelas konsumen di Korut akan menekan pemerintahan Kim Jong Un.
Sopir bernama Liang Hengshun mengaku tidak ingin berlama-lama berada di Korut. Usai mengirim barang, dia langsung segera hengkang dari negara itu lantaran tidak betah.
"Mereka adalah masyarakat yang sangat tertutup, kami tidak dibiarkan menggunakan telepon, tidak bisa mendengar radio, mereka mengambil semuanya yang tidak bertuliskan Korea, seperti koran China di truk kami," kata Liang.
Menurut Liang, barang-barang kecil tidak dikirim melalui truk, melainkan diselundupkan dengan bus wisata.
"Bus wisata menyelundupkan wig, bulu mata palsu, benda-benda kecil seperti itu tidak akan disita," kata Liang.
"Jika Anda ingin membeli wig melalui jalur resmi, harganya sekitar 1.000 yuan (Rp1,9 juta), tapi di pasar gelap hanya 2-300 yuan," lanjut dia.
cnn/radarriaunet.com