Selasa, 13 September 2016|12:42:58 WIB
RADARRIAUNET.COM - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar kabarnya telah merespon aksi penolakan dari 13 pimpinan kecamatan (PK) dan 4 sekretaris (PK) Partai Golkar serta sejumlah kader di Kabupaten Kampar terhadap kader luar partai Golkar yang akan dijadikan sebagai bakal calon Bupati Kampar pada pemilihan kepala daerah (pilkada) Kampar tahun 2017 dalam aksi demonstrasi dan penyampaian surat ke Ketua Umum DPP Partai Golkar, Sabtu (10/9/2016) kemarin.
Salah seorang peserta aksi penolakan Alfan Khairi kepada awak media, Senin (12/9/2016) sore mengungkapkan, pihaknya optimis bahwa DPP Partai Golkar akan mempertimbangkan keputusannya dalam menentukan bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Kampar untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Kampar yang sebentar lagi akan dibuka pendaftaran untuk balon Bupati/Wakil Bupati Kampar.
"Balasan surat dari PK tak usah di kembangkan dulu. Mudah-mudahan aspirasi kawan-kawan PK dan kader diterima oleh DPP. Semoga yang diputuskan nanti adalah kader Golkar, apakah kader murni atau kader dari birokrat," ujar Alfan.
Seperti diketahui, beberapa hari lalu berkembang kabar bahwa DPP Golkar akan memutuskan Azis Zaenal yang juga Ketua DPW PPP Provinsi Riau sebagai balon Bupati Kampar berpasangan dengan Wakil Ketua Bidang Organisasi DPD II Partai Golkar Kampar Catur Sugeng Susanto.
Alfan Khairi mengungkapkan, pada Sabtu (10/9/2016) lalu sebanyak 13 Ketua PK dan 4 Sekretaris PK menyampaikan aksi penolakan atas keinginan DPP Partai Golkar yang akan memutuskan orang yang bukan kader Golkar sebagai balon Bupati Kampar dari Golkar.
Penolakan itu dilakukan dengan membentangkan spanduk di depan Kantor DPP Golkar di Jakarta. Selain itu pengurus PK dan kader juga menyampaikan surat tertulis di atas materai kepada Ketua DPP Partai Golkar Setya Novanto. Surat itu diterima oleh bagian administrasi DPP Partai Golkar Syofyan.
"Awalnya kita mau jumpa ketua umum namun beliau tak ada di tempat," ulas pria yang pernah menjadi Plt Ketua DPD II Partai Golkar Kampar versi Agung Laksono beberapa waktu lalu itu.
Dalam pembicaraan dengan awak media Alfan kembali menegaskan bahwa PK maupun kader partai serta simpatisan Golkar di Kampar menginginkan DPP memutuskan kader Golkar sebagai balon Bupati Kampar.
Alfan mengakui tak tertutup kemungkinan PK dan kader akan kembali datang ke DPP menyuarakan aspirasi ini.
"Kami bermohon intinya kepada ketua umum. Kami PK dan kader sangat bangga dengan pergerakan yang dilakukan Ketum Setya Novanto mengerahkan tenaga, pikiran, finansial agar Golkar berjaya di pemilu besok. Beliau selalu turun ke tengah masyarakat, ke pasar, masyarakat miskin lalu di Kampar ada apa. Siapa yang bermain, itu yang kami pertanyakan," ungkapnya.
"Untuk membesarkan partai beliau lakukan, lalu di bawah kenapa tak ikuti langkah beliau. Ada momen pilkada, bagaimana kita mengambil kekuasaan. Apakah ada jaminan kader partai lain mau membesarkan Golkar di Kampar, tak ada omong kosong itu," tegasnya lagi.
Jika DPP benar-benar memutuskan non kader sebagai balon bupati maka menurut Alfan inilah yang ditakutkan PK. "Rumah besar tapi tak ada kekuatan," ulasnya.
Alfan juga mencurigai ada pihak-pihak yang bermain dalam penentuan ini. Apa argumen pimpinan DPD II. Petinggi partai di daerah menginginkan harus kader partai lain, kami tak tau dari mana dasarnya," ucap Alfan.
Ketika ditanya jika DPP tetap mengeluarkan sk untuk non kader maka Alfan mengatakan bahwa mereka yang melakukan penolakan ini tetap menghormati keputusan DPP tapi tak menjamin suara kader dan simpatisan akan bisa diraih.
"Soal nanti dapat suara simpatisan, masyarakat Golkar itu nggak tahu sama kita. Itu hak kader di tingkat grassroot," katanya.
Alfan menambahkan, ketika kader yang akan diusung maka ia yakin kader dan PK akan berjibaku memenangkan pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Kampar. "Baik kader murni maupun birokrat. Seluruhnya bersatu untuk memenangkan. Tapi di luar kader murni nggak tahu kita," terangnya.
"Inysa Allah kami yakin, ini suara PK dengan sangat berharap aspirasi disampaikan PK 2/3 lebih. Yang lain tetap menolak. Cuma mereka tak mau ikut terjun langsung dan kebetulan kemarin juga tak terkejar lagi, tak sempat mengumpulkan semua. Kawan nelpon mereka tak setuju juga dengan non kader. Secara moril kawan tak ikut tetap mendorong," akunya.
skc/radarriaunet.com