Senin, 24 Agustus 2015|13:13:39 WIB
China(RRN) - Pihak berwenang China memperingatkan bahwa tingkat sianida di perairan di sekitar Pelabuhan Tianjin, yang dekat dengan lokasi ledakan besar pekan lalu, meningkat sekitar 227 kali dari standar batas normal. Meski demikian, air minum di kota tersebut dinyatakan aman untuk dikonsumsi.
Dilansir dari Reuters, pasca ledakan di gudang tempat penyimpanan bahan kimian berbahaya, pemerintah daerah Tianjin berencana akan memindahkan pabrik kimia jauh dari lokasi ledakan. Sebelumnya, ribuan warga yang tinggal di sekitar lokasi ledakan terpaksa mengungsi karena dikhawatirkan bahan kimia yang meledak telah mencemari udara.
Laporan dari Biro Perlindungan Lingkungan Tianjin yang dirilis pada Sabtu (22/8) menunjukkan bahwa tes yang dilakukan sehari sebelumnya menunjukkan bahwa kadar sianida dalam air sungai, laut dan limbah di daerah sekitar lokasi ledakan telah meningkat secara signifikan setelah ledakan terjadi.
Salah satu pengujian air dilakukan di mulut pipa yang menampung air hujan dan menemukan kadar sianida sebanyak 277 kali melebihi batas yang dapat diterima.
Namun, menurut pernyataan terpisah dari otoritas kesehatan Tianjin pada Selasa (18/8), air minum di sekitar lokasi tersebut memenuhi standar nasional.
Pemerintah setempat mengkonfirmasi terdapat sekitar 700 ton sodium sianida yang berbahaya dan mematikan di gudang yang meledak pada Rabu (12/8) sekitar tengah malam, menewaskan 114 orang dan menyebabkan ratusan lainnya terluka. Pihak berwenang sebelumnya mengatakan sebagian besar dari jumlah sianida yang tersimpan itu tak terkena dampak ledakan.
Menurut kantor berita Xinhua, pemerintah Tianjin mengumumkan pada Rabu (19/8) bahwa penyelidikan yang berlangsung selama berhari-hari menyimpulkan terdapat 2.500 ton dari 40 jenis bahan kimia berbahaya, yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori.
•
Terdapat sekitar 1.300 ton bahan kimia yang berpotensi memicu ledakan, termasuk amonium nitrat dan kalium nitrat. Selain itu, terdapat 500 ton bahan kimia mudah terbakar, termasuk sodium dan magnesium, dan 700 ton racun mematikan, terutama sodium sianida.
Pelabuhan Tianjin merupakan salah satu dari 10 pelabuhan terbesar dan tersibuk di dunia. Pabrik kimia yang terletak di Tianjin Binhai New Area, yang dekat dengan pelabuhan, akan dipindahkan ke Zona Industri Nangang, sekitar 25 km dari lokasi ledakan, menurut laporan dari media China Daily, yang mengutip Walikota Tianjin, Huang Xingguo.
Sementara, lembaga pengawas anti-korupsi dari Partai Komunis berjanji untuk menindak para pejabat yang melakukan korupsi dan melanggar undang-undang yang menyebabkan ledakan.Meski demikian, lembaga ini menekankan pentingnya menjaga stabilitas politik.
Media pemerintah China pada Rabu (19/8) menuduh sejumlah pejabat dari perusahaan Ruihai bertanggung jawab atas insiden ini.Ruihai merupakan perusahaan pemilik gudang kimia yang meledak.
Pejabat di perusahaan tersebut dituduh menggunakan koneksi mereka untuk mendapatkan surat persetujuan keselamatan dari kebakaran dan lingkungan.
Selain itu, jarak gudang dengan apartemen dan stasiun kereta api dilaporkan lebih dekat dari batas jarak yang diperbolehkan.
Pemerintah daerah Tianjin berencana akan melakukan pengujian dengan melibatkan pihak ketiga untuk menentukan apakah akan membeli kembali 17 ribu apartemen yang rusak pasca ledakan. Ratusan warga yang rumahnya hancur dan rusak akibat ledakan masih menuntut kompensasi dari pemerintah setempat.
"Apartemen yang harus diruntuhkan akan diruntuhkan, apartemen yang perlu dibangun kembali akan dibangun kembali, apartemen yang perlu dibeli kembali akan dibeli kembali," kata Wakil Walikota Tianjin, Zong Guoying.
(ama/stu/fn)