Kamis, 08 September 2016|12:47:40 WIB
RADARRIAUNET.COM - Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas Hak Azazi Manusia (HAM) Natalius Pigay melakukan kunjungan ke Polda Riau, Senin (5/9), terkait kejadian Meranti Berdarah yang saat ini masih terus dalam proses penyidikan.
"Tindakan Polda Riau dalam mengambil alih menyelesaikan permasalahan di Meranti sudah benar, tak hanya itu hasilnya juga harus transparan dan silahkan di share di publik umum supaya masyarakat tau kinerja Polisi," sebut Pigai dalam wawancara bersama wartawan di halaman Polda Riau.
Kata Pigai, sejauh ini keterbukaan yang dilakukan Polda Riau ini sangat penting untuk masyarakat. Karena, sebaik apapun proses internalnya, tapi tidak disertai dengan akuntabilitas, diuji dan dikontrol oleh masyarakat, juga tidak ada gunanya.
"Saya kira keterbukaan informasi ini penting. Dan saya memuji ketegasan Pak Kapolri karena Kapolres Meranti langsung diganti," ungkap Natalius Pigai.
Menurut Natalius Pigay, penanganan yang dilakukan Polda Riau sampai saat ini sudah sesuai prosesur, karena sampai hari ini tiga personil Polres Meranti Bripda AS, Brigadir DY yang bertugas di Polsek Tebing Tinggi, dan Bripda EM petugas SPKT Polres Meranti dikenakan pidana umum. Selain itu sebanyak 17 personil Polres Meranti juga dikenakan sangsi kode etik.
Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, membenarkan hal tersebut. Dikatakannya, proses internal 17 personil Polres Meranti sudah diajukan untuk menjalani sidang kode etik kepolisian di Mapolda Riau.
Natalius juga mengatakan, kita inginkan proses hukum harus berjalan dengan adil dan meminta kepada media untuk melakukan pengawasan terhadap proses hukum terhadap oknum Polisi yang bersalah.
"Susah nantinya (jika ditutupi), jadi harus terbuka. Dan Komnas HAM akan terus memantau perkembangan kasus ini," tegas Natalius.
Selain itu Natalius Pigai juga menyampaikan beberapa point seputar penanganan hukum pasca bentrokan. Di antaranya, meminta Polri untuk mengusahakan santunan kepada keluarga Apri Adi Pratama dan Is Rusli.
Kemudian, kendaraan yang rusak sewaktu demonstrasi berlangsung, baik dari masyarakat dan polisi, diusahakan diperbaiki serta diganti kerugiannya.
rgc/fn/radarriaunet.com