Komnas HAM juga Kunpulkan Data Tragedi
Tim Komnas HAM terus mengumpulkan data terkait tragedi "Meranti Berdarah". Giliran Mapolres yang didatangi untuk mendapat tambahan informasi. rtc

Komnas HAM juga Kunpulkan Data Tragedi "Meranti Berdarah" di Mapolres

Rabu, 07 September 2016|13:24:18 WIB




RADARRIAUNET.COM – Setelah ke Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai bersama 2 staffnya melanjutkan kunjungan ke Mapolres Kepulauan Meranti, Jalan Pembangunan, Selatpanjang Timur.

Komisioner Komnas HAM RI ini disambut oleh Plt. Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Barliansyah SIk berserta jajaran pimpinan lainnya mengadakan pertemuan tertutup yang berlangsung selama lebih kurang 1 jam.

Diwawancara seusai pertemuan, Natalius mengatakan tidak banyak informasi mengenai perkembangan proses penyidikan terhadap kasus ini dikarenakan seluruh prosesnya ternyata diambil alih oleh pihak Polda Riau.

“Setelah saya mendapat penjelasan dari Polres bahwa proses hukumnya diambil alih oleh Polda. Tidak lazim biasanya. Soalnya kalau yang setingkat Brigadir biasanya diproses di Polres. Ini semua diambil alih. Jadi mereka saya nilai sangat independen sekali dalam proses ini”, ucap Natalius Pigai.

Rencananya, Senin, 05/08/2016 pihak Komnas HAM akan mendatangi Polda Riau untuk mendapatkan perkembangan khususnya proses hukum dan penanganan terkait peristiwa ini.

Natalius Pigai juga meminta kepada seluruh pihak untuk terus mengingatkan Komnas HAM untuk terus mengawal kasus ini.

“Sepanjang masyarakat ingatkan kami, akan kami kawal terus. Kami punya 8000 kasus yang sama per tahun. Tapi yang jelas kami akan melayangkan surat ke pengadilan. Amicus Curiae atau Mitra Peradilan”, ingat Natalius.

Selain itu, Natalius Pigai memuji masyarakat Kepulauan Meranti sebagai masyarakat yang melek hukum. “Setiap kami tanya apa keinginannya, mereka menjawab kami hanya ingin keadilan. Artinya masyarakat sadar untuk mencari keadilan melalui jalur yang benar”, katanya.

Sementara saat dimintai kesimpulan sementara mengenai dugaan pelanggaran HAM pada peristiwa ini, Nalaius belum berani menyimpulkan. “Masih jauh, masih lama ini. Yang jelas akan kita kawal terus lah”, ucapnya.

Pada kesempatan ini, Komisioner Komnas HAM ini kembali mengingatkan kepada pihak Pemerintah Kabupaten untuk dapat menanggung biaya hidup, minimal biaya pendidikan 3 anak korban dari Alm. Isrusli hingga sampai perguruan tinggi. “Ditempat lain, pemerintah daerahnya mampu tanggung sampai ribuan, saya rasa kecil lah bagi pemkab Meranti kalau cuma 3 orang”, tutupnya.

Plt. Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Barliansyah SIk saat diwawancara menyebutkan bahwa Komnas HAM datang ke Polres dengan membawa beberapa rekomendasi. Baik itu rekomendasi untuk memproses kerugian materil, maupun proses penyidikan serta diminta untuk mempererat lagi silaturrahmi dengan masyarakat.

“Pertama kami menginventarisasi motor-motor masyarakat yang rusak termasuk motor anggota kami yang terbakar. Kami tunggu laporan masyarakat. Terkait juga masalah proses penyidikan, kami sampaikan juga kepada beliau bahwa semua proses penyidikan dilakukan di Polda. Kemudian yang terakhir adalah mengenai Polri dengan masyarakat untuk dapat di per erat. Jadi saya seperti yang sering saya sampaikan, saya akan berusaha untuk menjadi Polisi yang dicintai masyarakat”, terang Barli.

Ditanya tentang apa yang telah dilakukan untuk lebih mempererat hubungan dengan masyarakat, Plt. Kapolres menyebutkan sudah ada beberapa kegiatan yang dilakukan.

“Kami dalam rangka untuk mempererat hubungan dengan masyarakat, yang sudah dilaksanakan selama ini, kami sudah melakukan pertemuan-pertemuan dengan Pak wabup dan tokoh masyarakat, kemudian melakukan kegiatan terjun ke masyarakat. Dan yang rutin kita saat ini kami melaksanakan kegiatan Suling (Subuh Keliling-red). Sudah kita mulai dan akan terus kita lakukan”, ucap Barliansyah.

Lanjut Plt. Lapolres, “Sementara untuk internal, kita melakukan pembinaan kepada anggota kita dengan pembinaan rohani dalam wujud pemberian materi-materi keagamaan seperti cerah. Kemudian ada juga belajar membaca Al-Quran bagi personil kita. Kemudian untuk yang non muslin juga sama. Kita juga memanggil pendeta untuk memberikan materi keagamaan bagi personil kita yang non muslim”.


rtc/fn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE