Penyimpangan Seksual di Kalangan Anak-anak Meranti Marak Terjadi
ilustrasi. hal

Penyimpangan Seksual di Kalangan Anak-anak Meranti Marak Terjadi

Selasa, 06 September 2016|11:14:19 WIB




RADARRIAUNET.COM - Kasus pelecehan seksual di Kepulauan Meranti beberapa pekan terakhir ini sangat marak dan ini terjadi di kalangan anak-anak.
 
Paling mengenaskan, di Selatpanjang seorang anak berusia 10 tahun yang duduk di bangku kelas 5 sekolah dasar (SD) memaksa adik kelasnya yang duduk di kelas 2 SD untuk melakukan hubungan seksual yang berakibat organ intim anak tersebut mengalami luka. Kasus ini tidak dilaporkan dan diselesaikan dengan kekeluargaan. Untuk menghilangkan aib dan memulihkan psikologi anak tersebut dipindahkan keluar kota oleh orang tuanya.
 
Berbeda dengan kasus pelecehan anak lainnya di Desa Tanjung Kulim, Kecamatan Merbau, seorang anak laki- laki yang duduk di kelas X bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) mencoba untuk melakukan hubungan seksual dengan adik saudaranya yang duduk di kelas tiga SD. 
 
Akibatnya, organ intim anak tersebut mengalami perih saat buang air, dan lagi-lagi kasus ini tidak dilaporkan mengingat mereka masih bersaudara. Ditenggarai sebelum insiden itu anak laki-laki ini menonton film pornografi melalui handphone.
 
Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Kasi Perlindungan Anak, Okta Nurfajri saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (1/9/2016) mengungkapkan perilaku seksual menyimpang di Meranti telah berada pada tingkatan yang sangat mengkhawatirkan. 
 
Okta juga mengatakan penyebab paling utama pada fenomena ini adalah kurangnya pendampingan orang tua. Menurutnya rasa ingin tahu anak-anak akan menjadi bumerang jika orang tua tidak melakukan pendampingan dengan baik. Apalagi kemajuan teknologi informasi menjadi semakin mengkhawatirkan, mengingat akses terhadap konten pornografi juga semakin mudah dilakukan siapapun. 
 
"Orang tua sangat berperan besar dalam kasus-kasus ini. Kurangnya pengawasan dan pendidikan yang baik dari orang tua bisa memicu penyimpangan moral anak-anak," jelas dia.
 
Menurut Okta, perkembangan seks menyimpang saat ini semakin pesat dan cenderung tak terkendali. Bahkan, sudah menjadi gaya hidup, karena itu, para orangtua harus mengawasi remaja putrinya sehingga dapat menghindari ancaman perilaku seks menyimpang tersebut. 
 
 
hal/fn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE