Lebih Dekat dengan Dua Anak Karyawan RAPP Paskibraka di Istana Presiden
Dua wakil Riau untuk Paskibraka Nasional merupakan anak karyawan PT RAPP. Keduanya punya kesamaan cita-cita. Ingin melanjutkan studi ke Akademi Kepolisian atau Akpol. rtc

Lebih Dekat dengan Dua Anak Karyawan RAPP Paskibraka di Istana Presiden

Selasa, 06 September 2016|09:29:45 WIB




RADARRIAUNET.COM - Dinda Kamia Evkha dan Muhamad Elzi Febriantino merupakan dua siswa SMA mewakili provinsi Riau untuk Paskibraka tingkat nasional 2016 ternyata anak karyawan PT RAPP. Kedua orang tua mereka sudah lama bekerja pada perusahan bubur kertas terbesar di Asia tenggara ini.

Dinda merupakan siswi SMAN 1 Pangkalan Kerinci kabupaten Pelalawan dan Elzi siswa asal SMAN 1 Teluk Kuantan kabupaten Kuantan Singingi ini menggantung cita-cita ingin 'kepengin' masuk Akademi Polisi (Akpol) setelah menamatkan bangku pendidikan nantinya. Demikian terungkap saat keduanya dijamu Direktur PT RAPP Rudi Fajar di hotel Unigraha, Kamis (1/9/16).

Cita-cita ini barangkali, sejalan dengan ilmu dan wawasan yang mereka timba selama dikarantina di pemusatan PP PON Cibubur beberapa waktu lalu sebelum mengikuti rangkaian puncak Paskibraka di istana negara. Modal dasar mutlak tentunya memiliki tubuh tinggi semampai.

Kepada awak media, misalnya Dinda mengakui bahwa kelulusan dirinya mewakili provinsi Riau pada paskibraka adalah sebuah mukjizat yang turun dari langit. Dara kelahiran 6 Mei 2000 awalnya, hanya diajak seorang teman untuk mengikuti seleksi paskibraka di SMAN 1 Pangkalan Kerinci.

Mengenang proses rangkaian seleksi ditingkat kabupaten, akhirnya dirinya dan tiga siswa lain ditunjuk mengikuti rangkaian seleksi tingkat provinsi Riau. Tak pelak untung baik saat itu berpihak kepada dirinya bersama satu rekannya Elzi mewakili Riau.

Nasib mujur tentu tak jauh berbeda yang dialami Elzi. Siswa SMAN 1 Teluk Kuantan tersebut, juga menyisihkan sejumlah persaingan sehat dari seluruh siswa-siswi kabupaten mewakili provinsi Riau.

Akhirnya, terhitung sejak tanggal 28 Juli keduanya di karantina di PP PON Cibubur, untuk mengikuti rangkaian proses pelatihan. Berbagai suka-duka dilewati selama proses pematangan ini.

Hal yang terberat dilalui selama karantina adalah, tidak diperkenankan oleh pelatih untuk berkomunikasi dengan pihak luar. Sejumlah peralatan komunikasi seperti telepon genggam disita oleh pelatih dan tidak diperboleh disentu selama karantina.

"Sebetulnya ini, saja yang terberat tidak diperkenan untuk berkomunikasi dengan keluarga, begitu juga sebaliknya. Untuk rangkaian latihan-latihan itu hal yang lumrah," ujarnya.

Tidak ingin mengecewakan daerah begitu juga keluarga, berbagai ujian selama karantina sukses dilewati dengan sempurna. Puncaknya, pada upacara HUT RI keduanya terpilih pada barisan 17 Paskibaraka tingkat nasional.


rtc/fn/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE