Bocah di Bawah Umur dari Sumatera Jadi Korban Perdagangan
Gerakan anti perdagangan anak. cnn

Bocah di Bawah Umur dari Sumatera Jadi Korban Perdagangan

Sabtu, 03 September 2016|08:38:11 WIB




RADARRIAUNET.COM - Tiga anak perempuan di bawah umur asal Jakarta menjadi korban perdagangan orang di Pasaman, Sumatera Barat. Mereka dipekerjakan untuk menemani tamu sebuah kafe yang menyediakan hiburan karaoke.
 
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Komisaris Besar Martinus Sitompul, membeberkan inisial ketiga anak itu adalah P (18), D (12), dan SZ (15).
 
"Tiga anak berangkat dari Jakarta, bekerja di sebuah kafe tempat karaoke dan minum (minuman alkohol)," kata Martinus dalam sebuah konferensi pers di Kantor Kelurahan Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (2/9).
 
Dia menjelaskan, polisi telah menangkap seorang tersangka yang diduga berperan sebagai 'mami' atau penjual ketiga anak itu, dengan inisial nama BMEH (52).
 
Atas perbuatannya, BMEH akan dijerat dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana lima tahun penjara atau denda maksimal Rp100 juta.
 
Di tempat yang sama, Ketua Bidang Sumber Daya Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Henny Rusmiati, yang mendampingi kasus ini menjelaskan ketiga korban saling mengenal karena tinggalnya saling berdekatan di kawasan Duren Tiga.
 
Awalnya korban P mengajak kedua korban lainnya untuk ikut pergi bekerja di suatu tempat. Ajakan ini muncul setelah P diajak rekannya berinisial I yang dikenalnya melalui media sosial facebook. Ketiganya pergi menuju Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat untuk menemui I.
 
I pun berhasil membujuk P untuk bekerja dengan iming-iming gaji yang besar. P pun mengajak dua temannya SZ dan D sehingga mereka bertiga diberangkatkan ke Pasaman pada 25 Agustus.
 
"Remaja sekarang senang gaya hidup pragmatis bersikap cepat ingin sesuatu, ingin kerja punya uang membuat mereka ingin tampil, makanya mereka ini mudah dibawa," ucap Henny.
 
Sesampainya di Pasaman, mereka bertemu seorang perempuan berinisial BMEH yang memiliki kafe. Usut punya usut, BMEH merupakan ibu dari I, teman korban P yang kenal dari Facebook dan merayu SZ dan D pergi dari rumahnya. 
 
"Di sana mereka malah menemani tamu, tetapi sesekali mereka juga mencuci piring, cuci pakaian mami," tutur Henny.
 
 
cnn/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita NEWS

MORE

MOST POPULAR ARTICLE