RADARRIAUNET.COM - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya mengatakan fenomena La Nina atau kemarau basah akan semakin meningkatkan potensi banjir dan tanah longsor.
Menurut Andi, La Nina membuat hujan turun lebih sering dibandingkan kondisi normal. Keadaan itu tetap dapat terjadi pada musim kemarau.
La Nina, kata Andi, berpotensi menyebabkan sebagian wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau yang sangat singkat atau bahkan tidak sama sekali.
"Dampak lainnya, 70 persen wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan lebih awal pada tahun 2016 dan 2017," ujar Andi kepada awak media, Kamis (1/9).
BMKG mencatat, fenomena La Nina terjadi sejak Juli lalu dan kian menguat. La Nina diprediksi akan terus menguat hingga Februari mendatang, dengan intensitas moderat.
Andi berkata, curah hujan akan datang mulai dari wilayah timur Indonesia dan akan merambat ke wilayah barat Indonesia. BMKG memprediksi 92,7 persen wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan November nanti.
"Pada musim transisi, Agustus sampai Oktober, ditandai hujan dan angin besar dengan periode singkat," kata Andi.
BMKG mengimbau masyarakat untuk mulai mengantisipasi dan mengurangi potensi bencana, khususnya banjir dan tanah longsor di beberapa daerah rawan. Menjaga saluran drainase dan sungai merupakan dua contoh pencegahan vital.
"Pohon-pohon di jalan di pangkas, papan reklame diperkuat, dan yang terpenting jangan buang sampah di sungai atau got. Perbanyak biopori dan sumur resapan," kata Andi
cnn/radarriaunet.com