Tim Penilaian WTN Paparkan Hasil Penilaiannya di Rohil
Bupati Rohil dengarkan pemaparan Tim Penilaian Tahap II dan III dari Kementrian Perhubungan. rtc

Tim Penilaian WTN Paparkan Hasil Penilaiannya di Rohil

Rabu, 31 Agustus 2016|13:51:09 WIB




RADARRIAUNET.COM - Tim Penilaian Wahana Tata Nugraha (WTN) Tahap II dan III dari Kementrian Perhubungan paparkan hasil penilaiannya di Rokan Hilir. Paparan itu didengarkan Wakil Bupati Drs. Djamiludin dan dia berkomitmen untuk membenahi kekurangan transportasi di Rokan Hilir. 
 
Pemaparan dilakukan Selasa (30/8/16) di Aula Bappeda, Wakil Bupati Djamiludin menyatakan, Kabupaten Rokan Hilir sudah kali kedua mengikuti penilaian kinerja penyelenggaraan transportasi, sehingga mungkin dari penilaian Tim Kementerian Perhubungan masih banyak hal-hal yang harus dibenahi terkait permasalahan transportasi di Rokan Hilir. 
 
Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir menurutnya senantiasa berusaha membangun dan mewujudkan budaya keamanan dan keselamatan serta meningkatkan kinerja penyelenggaraan dan kinerja operasional sistem transportasi perkotaan. 
 
Dia berharap penghargaan Wahana Tata Nugraha yang diberikan Presiden Republik Indonesia kepada pemerintah propinsi dan kabupaten/kota dapat kembali diraih tahun ini. 
 
Pemberian penghargaan bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan transportasi di kawasan perkotaan yang handal, berkelanjutan dan menjamin kesamaan hak pengguna jalan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam disiplin berlalu lintas sehingga dapat menurunkan tingkat kecelakaan. 
 
Ketua Tim Penilaian Kementrian Perhubungan, Endi Suprasetio, ST, M.Si menegaskan, temuan yang paling menonjol, di Kota Bagansiapiapi tidak ditemukan adanya angkutan umum perkotaan.  Padahal menurut pasal 139 UU 22 tahun 2009 tentang LLAJ ayat (3) menyatakan Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib menjamin tersedianya angkutan umum untuk jasa angkutan orang/atau barang dalam wilayah kabupaten/kota. 
 
Terkait hal tersebut, Plt Kepala Dinas Perhubungan Rahmatul Zamri merasa pesimis moda angkutan kota bisa diadakan, karena melihat kondisi kota yang jaraknya pendek. “Tentu pengusaha akan takut rugi, kecuali kalau disubsidi,” katanya. 
 
Namun demikian, moda angkutan kota yang paling pas menurutnya menggunakan moda angkutan kota memakai tenaga baterai seperti yang pernah dilihatnya di Filipina.
 
 
teu/rtc/radarriaunet.com






Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE