Kamis, 25 Agustus 2016|08:40:29 WIB
RADARRIAUNET.COM - PT Pertamina (Persero) membutuhkan dana US$1,5 miliar setara Rp19,82 triliun untuk menjaga jumlah produksi blok Mahakam tidak merosot, setelah resmi menjadi operator blok tersebut 2018 mendatang.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menjelaskan, belanja modal itu digunakan untuk mengebor 19 sumur di blok Mahakam yang rencananya digunakan sebagai basis produksi perusahaan pasca 2017. Sumur-sumur tersebut rencananya akan dibor mulai kuartal II 2017.
Di samping itu, investasi juga digunakan untuk pengerjaan kembali (work over) sumur yang telah berproduksi.
"Investasinya US$1,5 miliar, karena Pertamina sudah harus masuk agar tidak terjadi penurunan produksi yang signifikan di 2018," jelas Dwi, Selasa (23/8).
Meski investasinya digelontorkan oleh Pertamina, namun pelaksana investasi itu masih dilakukan oleh Total E&P Indonesie, selaku Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) yang masih aktif hingga akhir 2017.
Namun, Dwi mengaku Pertamina masih membutuhkan payung hukum agar Total bisa menggunakan dana investasi milik Pertamina.
"Karena ini Total yang melaksanakan, maka tentu perlu ada payung hukum dan itu diharapkan segera selesai satu hingga dua minggu ke depan. Juga mengenai pengajuan Work Program and Budget (WP&B) 2017 agar bisa segera dimasukkan ke Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas)," ujarnya.
Ultimatum Total
Mantan bos PT Semen Indonesia Tbk juga berharap bisa mendapat kepastian keikutsertaan Total di dalam pengelolaan blok Mahakam pasca 2017 dalam jangka waktu maksimal dua pekan ke depan.
Karena sesuai dengan syarat dan ketentuan pengelolaan Mahakam pasca 2017, Pertamina, selaku operator baru Blok Mahakam, bisa memberi hak partisipasi minoritas dengan nilai maksimal 30 persen kepada Total dan Inpex Corporation.
"Setelah itu, kalau memang tidak ada lagi yang mau masuk, ya Pertamina saja jadi operator," jelas Dwi.
Kendati demikian, Dwi mengaku belum bisa menyebut angka pasti produksi gas blok Mahakam yang ingin dicapai perusahaan di tahun depan.
"Sekarang ini produksi akan terus terjadi penurunan karena itu blok mature. Sekarang tinggal lihat bagaimana investasi kami dalam menambah sumur lain, agar lihat berapa tambahan produksinya. Kalau kami doing nothing, produksinya akan turun cukup tajam," tambahnya.
Menurut data SKK Migas, realisasi lifting blok Mahakam tercatat sebesar 208,9 barel setara minyak per hari (BOEPD) sampai semester I 2016.
cnn/fn/radarriaunet.com