Kamis, 18 Agustus 2016|15:17:47 WIB
RADARRIAUNET.COM - Perlambatan harga properti residensial yang terjadi pada triwulan II-2016 diprediksi akan terus berlanjut pada triwulan III-2016.
Hasil survei Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa Indeks Harga Properti Residensial pada periode ini berada di level 193,13 atau naik hanya 0,64 persen dibanding kuartal sebelumnya, namun melambat dibanding triwulan II-2015 yakni 0,99 persen.
Faktor utama penyebab kenaikan harga properti residensial karena lonjakan harga bahan bangunan sebesar 34,3 persen dan upah pekerja menjadi 24,63 persen.
Secara triwulanan, BI menyatakan bahwa perlambatan kenaikan harga rumah terutama terjadi pada rumah tipe besar. Pertumbuhannya hanya 0,37 persen. Sedangkan secara tahunan, harga properti residensial juga tumbuh melambat, tercatat hanya 3,39 persen. Bandingkan dengan triwulan I-2016 yang masih sebesar 4,15 persen.
Pada triwulan III-2016 nanti, indeks harga properti residensial secara triwulanan (qtq) diperkirakan masih mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen namun melambat jika dibandingkan dengan angka 0,64 persen yang berhasil dicetak pada triwulan II-2016.
Kenaikan harga rumah terendah diperkirakan masih terjadi pada rumah tipe besar yakni 0,23 persen qtq. Sementara itu berdasarkan wilayah, penurunan harga rumah akan terjadi di Surabaya sebesar 0,27 persen, Jabodetabek-Banten 0,14 persen, dan Manado sebesar 0,01 persen.
Secara tahunan, BI melihat harga propertial residensial akan mengalami pertumbuhan melambat pada triwulan III-2016.
Pada periode tersebut, harga properti residensial diperkirakan meningkat 1 persen atau melambat dari triwulan II-2016 sebesar 3,39 persen.
Berdasarkan tipe bangunan, kenaikan harga rumah terendah diperkirakan terjadi pada rumah besar yakni 0,61 persen. Sedangkan berdasarkan wilayah, kenaikan harga rumah terendah diprediksi terjadi di Jabodetabek-Banten sebesar 0,26 persen.
kps/fn/radarriaunet.com