Jumat, 21 Agustus 2015|10:36:25 WIB
Jakarta, (RRN) -- Pejabat pertahanan Australia, David Johnston menyatakan bahwa kelompok militan ISIS telah kehilangan lebih dari 7.000 anggota selama setahun terakhir.
Johnston, yang menjabat sebagai kepala operasi gabungan Australia memaparkan bahwa saat ini situasi peperangan terhadap ISIS telah berubah. Menurutnya, ISIS kini lebih memfokuskan serangan untuk mempertahankan wilayah yang telah mereka rebut, ketimbang merebut wilayah lain.
Keadaan ini, menurut Johnston, berkat gempuran dari pasukan Irak yang dibantu oleh serangan udara koalisi internasional terhadap ISIS.
•
"Alih-alih bergerak maju atau menyerang, mereka seringkali terpaksa untuk defensif dan mencoba memperlambat serangan dari pasukan Irak," kata Johnston, dikutip dari The Guardian, Rabu (19/8).
Johnston memaparkan bahwa saat ini ISIS lebih terpusat di Irak. Di sekitar Ramadi, lanjut Johnston, ISIS kini tak lagi dapat bermanuver bebas seperti sebelumnya. Ramadi merupakan salah satu wilayah di Irak yang menjadi pusat serangan balik tentara Irak melawan ISIS sejak Juli lalu.
Di Provinsi Anbar, jet tempur Australia berhasil mengalahkan salah satu komandan penting ISIS yang tidak dipublikasikan namanya. Hal ini menyebabkan gangguan dan penurunan yang signifikan dalam operasi ISIS.
Meski kerap dilaporkan mengalami kekalahan dan kemunduran, ISIS mengklaim serangan bom di Kota Sadr, Baghdad, Irak, yang menewaskan 76 warga dan melukai 212 lainnya pekan lalu.
Sementara di Suriah, ISIS dilaporkan mengeksekusi seorang arkeolog senior dan menggantung tubuhnya di sebuah pilar di bangunan bersejarah di kota tua Palmyra. (ama/stu/fn)