Lokasi Bongkar Babi di Juling Selat Panjang Dekat Dengan Kedai Kopi dan Tempat Makan, Seharusnya Ada
Aktifitas bongkar babi di Selatpanjang. gor

Lokasi Bongkar Babi di Juling Selat Panjang Dekat Dengan Kedai Kopi dan Tempat Makan, Seharusnya Ada

Sabtu, 13 Agustus 2016|14:27:44 WIB




RADARRIAUNET.COM - Pengusaha babi di Selat Panjang Kepulauan Meranti diharapkan punya pelabuhan khusus (tersendiri, red). Pasalnya, aktivitas bongkar babi yang saat ini dekat dengan kedai kopi dan tempat makan di Sei Juling Selat Panjang Barat, Kepulauan Meranti, Riau, mulai membuat tak nyaman.

Pantauan awak media, salah satu pelabuhan rakyat yang digunakan untuk membongkar babi adalah Toko Rezeki Baru Nomor 22 Sei Juling, Selat Panjang Barat, Kepulauan Meranti, Riau. Sementara di sisi kiri, kanan, dan depan Toko Rezeki Baru (sekitar 15 meter dari toko) terdapat kedai kopi dan tempat makan.

Oleh karena berdekatan inilah, warga yang sering makan dan minum di sana mulai menyampaikan komplain.
    
Seperti yang disampaikan warga Kepulauan Meranti, Herman SH, ketika ditemui di salah satu tempat makan tak jauh dari lokasi bongkar babi. Kata Herman, dengan aktivitas bongkar babi itu, Ia sebagai masyarakat merasa terganggu. "Harus ada pelabuhan khusus, masyarakat pun tidak terganggu. Di sini kan ada kedai nasi dan kedai kopi," ujar Herman yang sering makan minum di daerah sana.
    
Herman berharap, pihak terkait memang sudah harus mengambil tindakan. Pasalnya, pelabuhan yang digunakan untuk bongkar babi ini merupakan tempat aktivitas padat penduduk. Masyarakat banyak belanja makan maupun minum di sana. Sementara, dari aktivitas bongkar babi ini akan menyisakan kotoran dan bau tak sedap.
    
"Dishub maupun pihak terkait diharapkan turun ke lapangan. Coba cek izin Toko Rezeki Baru itu seperti apa, kalau menyalahi tolong evaluasi atau hal terburuk dilakukan pencabutan (izin)," ujar Herman.
    
"Pengusaha babi harus punya pelabuhan khusus lah. Jangan pelabuhan tempat masyarakat umum seperti ini," tambah Herman.
    
Pemilik Toko Rezeki Baru, Juli alias Atan, ketika ditemui mengatakan mereka hanya mengizinkan pemakaian jembatan (di belakang toko) untuk membongkar babi. Sedangkan babi tersebut merupakan salah seorang warga bernama Acai di Pasar Pagi Imambonjol, Selat Panjang. "Babi tidak sering bongkar di sini, beberapa bulan sekali baru ada. Kalau sekarang ini ada momen sembahyang besar, makanya masuk babi," ujar Juli.

Juli mengaku sampai saat ini mereka tak pernah menerima sembarang komplain pun dari masyarakat. Namun demikian, guna menghindari komplain yang bisa datang sewaktu-waktu, aktivitas bongkar babi baru dilakukan setelah siang hari. "Kalau pagi ramai orang, kita bongkarnya siang jelang sore. Kan motor-motor (pompong, red) sudah pada pulang ke daerah masing-masing, tidak sibuk lagi," ujar Atan lagi.

Di tempat terpisah, Kepala Dishubkominfo Hariadi, ketika dikonfirmasi awk media, mengaku belum bisa mengambil sembarang tindakan. Menurutnya, Jika memang masyarakat merasa keberatan boleh membuat laporan ke RT, RW, setempat kemudian dibicarakan dengan lurah dan camat. "Pelabuhan seperti itu, selagi tidak ada komplain ya kita biarkan saja, terlebih untuk peningkatan ekonomi. Namun, jika nantinya ada masyarakat yang merasa keberatan (adanya aktivitas bongkar babi, red) silahkan menyampaikan keluhan tersebut melalui RT, RW, Lurah dan Camat setempat, itu akan kita ambil tindakan," kata Hariadi pula.


teu/gor/radarriaunet.com







Berita Terkait

Baca Juga Kumpulan Berita RIAU

MORE

MOST POPULAR ARTICLE