Sabtu, 13 Agustus 2016|11:06:24 WIB
RADARRIAUNET.COM - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) membuka Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 di ICE, BSD, Tangerang, Kamis (11/8). Sejalan dengan tema GIIAS 2016 'Green Technology for Better Future', JK pun meminta pihak industri otomotif mengarahkan teknologi ramah lingkungan dalam setiap produknya.
Salah satu yang ditekankan oleh JK adalah terkait standarisasi emisi gas buang Euro 4 agar Indonesia mampu menyamai standarisasi dunia. Namun, permintaan JK ibarat bumerang bagi pemerintah sendiri, yang mana, ketersediaan energi untuk menghasilkan standarisasi Euro 4 belum bisa dipenuhi pemasok bahan bakar, dalam hal ini Pertamina yang merupakan perusahaan energi pelat merah.
"Saya baru meminta Menperin (Airlanga Hartarto) untuk segera mengkaji bagaimana mobil yang sekarang dimanapun ini selalu menjadi salah satu pertimbangannya yaitu environment. Sehingga bagaimana Euro4 dikaji dan segera kita terapkan di Indonesia," ujar JK.
Dengan memiliki standar emisi Euro 4, JK berharap bisa meningkatkan ekspor kendaraan dari Indonesia.
"Saya percaya bahwa kemajuan manufaktur yang didukung SDM (Sumber Daya Manusia) yang baik, dari sisi sumber daya saya pahami bahwa kita tidak banyak ketinggalan dari negara lain. Karena itu hal tersebut didukung secara bersama-sama baik oleh principal maupun ahli-ahli di manapun dia memungkinkan untuk kita pakai hal tersebut," ujar JK.
Permintaan JK ibarat memukul kepada bawahannya sendiri, dalam hal ini Kementerian ESDM dan perusahaan penguasa bahan bakar, Pertamina. Pasalnya, pameran GIIAS 2016, nyaris memastikan kesiapannya untuk memproduksi secara masal mobil hybrid, dengan daya baterai, hidrogen ataupun mesin konvensional dengan standarisasi Euro 4.
Kepada awak media, Ketua Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan, secara umum industri yang tergabung dalam oranisasinya menyatakan siap jika pemerintah telah mempersiapkan infrastrukturnya dengan baik, seperti pengisian bahan bakar hydrogen ataupun baterai, termasuk kesediaan Pertamina menyuplai BBM berstandar Euro 4.
"Kami dari pihak industri telah melakukan investasi besar untuk teknologi ramah lingkungan ini, baik baterai, Euro 4, atau hidrogen, kami sudah siap. Saya tanya balik, pemerintahnya siap atau belum," kata Yohannes.
Isu lingkungan ini sejatinya telah disambut oleh beberapa merek ternama di dunia yang memperkenalkan mobil-mobil ramah lingkungan atau green car.
Honda untuk pertama kalinya memboyong Honda Clarity dengan bahan bakar hidrogen di kawasan Asia-Oceania. Pengembangan Fuel Cell Vehicle (FCV) ini menghasilkan emisi berupa air tanpa sedikitpun CO2.
Tenaga yang dihasilkan pun tidak setengah hati, dengan tenaga 70 Mpa memungkinkan kendaraan menempuh jarak 750 kilometer. Tak hanya itu, persandingan daya baterai mampu diisi dengan waktu tiga menit saja untuk menempuh jarak maksimal.
"Ini solusi untuk masa depan anak-anak kita," kata Presiden Direktur Honda Prospect Motor Tomoki Uchida.
Toyota tak mau kalah, mereka memperkenalkan mobil yang sama yaitu FCV Plus yang merupakan mobil baterai. Tak hanya itu, Toyota Mirai jadi mobil jagoan dari Toyota dengan bahan bakar hidrogen yang telah mengaspal di negara-negara yang secara infrastruktur telah siap, seperti Eropa, Amerika dan Jepang sebagai tuan rumah.
Tak hanya merek-merek pabrikan massal, mobil premium Lexus telah siap hingga tahap perakitan jika pemerintah memberikan regulasi juga kepastian infrastruktur agar mobil-mobil 'hijau' benar-benar ada di Indonesia.
"Ini soal pemerintahnya, kalau tidak juga didukung, konsep mobil hybrid hanya sekadar mimpi dan hanya sekadar konsep. Kami sudah siap, kami pastikan siap mulai dari hal yang paling kecil hingga produksi massal," kata General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja saat berbincang dengan awak media.
Lexus sendiri memamerkan mobil konsep LF-FC Lexus yang merupakan mobil berbahan bakar hidrogen dan baterai. Mobil mewah ini menurut Adrian telah siap jika infrastruktur pun siap. LF-FC mampu berlari paling tidak 250-300 km/jam.
"Sebenarnya kami sudah siap, ini soal siapa yang mengeluarkan regulasi dan kepastian investasi? lagi-lagi kan pemerintah."
Merek up market BMW i8 jadi pemain serius di mobil hybrid. i8 dibekali dengan mesin konvensional berkubikasi 1500cc. Mesin yang mempunyai tenaga 228 hp yang didukung dengan motor listrik dengan tambahan hingga 129 hp. Mobil ini memang termasuk mobil elektrik yang sangat irit.
BMW sendiri baru pertama memboyong mobil ini di Indonesia di GIIAS 2016.
i8 telah menyabet penghargaan mobil irit dan ramah lingkungan di tahun 2014 adalah mobil besutan BMW juga, yaitu varian sebelumnya dari BMW i8, yaitu BMW i3. Namun pada tahun 2015 ini, varian terbaru mobil BWM inilah yang akhirnya dinominasikan sebagai mobil paling hijau. Mobil yang mendapat penghargaan mobil terhijau tersebut mempunyai spesifikasi yang mumpuni karena masuk dalam spesifikasi mobil mewah.
Jika jawaban pemangku industri telah menyatakan kesiapannya seperti yang diminta orang nomor dua di negeri ini untuk memberikan kendaraan ramah lingkungan, lalu kepada siapa tantangan Wakil Presiden Jusuf Kalla ditujukan? Karena hakikatnya pemerintah yang memiliki kuasa membuat aturan.
cnn/radarriaunet.com