Sabtu, 13 Agustus 2016|10:20:37 WIB
RADARRIAUNET.COM - Jepang dan Filipina memulai pembicaraan untuk pengiriman dua kapal penjaga laut besar ke Manila untuk membantu patroli di Laut China Selatan.
"Kedua pemerintah membicarakan kemungkinan penambahan dua kapal lagi, sekarang lebih besar. Kami sedang berunding, mereka masih mendiskusikan rinciannya dan kami masih membutuhkan waktu," ujar wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Jepang, Masato Ohtaka, seperti dikutip media internasional.
Dua kapal tersebut merupakan armada baru dengan respons multi-peran. Jika disepakati, kapal seharga US$188,52 juta atau setara Rp2,4 triliun ini direncanakan dikirim dalam dua pekan ke depan.
Pembicaraan ini merupakan bagian dari perjanjian peralatan pertahanan antara Jepang dan Filipina. Melalui kesepakatan ini, sebelumnya Jepang sudah mengirimkan kapal penjaga ukuran sedang.
Gagasan pengiriman kapal baru ini diangkat dalam pertemuan antara Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, dan Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, di Davao pada Kamis (11/8), di tengah meningkatnya ketegangan di LCS pasca diumumkannya keputusan Pengadilan Tetap Arbitrase.
Sengketa teritorial ini diajukan oleh Filipina ke Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) yang berbasis di Den Haag, Belanda, untuk menantang klaim China, yang mencapai hampir 90 persen perairan Laut China Selatan, salah satu jalur pelayaran tersibuk dunia dengan nilai perdagangan mencapai US$5 triliun per tahun.
Klaim China ditandai dengan sembilan garis putus-putus, atau nine-dashed line, meliputi ratusan pulau, terumbu karang dan wilayah perairan yang tumpang-tindih dengan Filipina, Taiwan, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Vietnam.
Keputusan PCA menolak klaim China tersebut. Namun, China menolak hasil PCA ini. Sejak awal, China memang tidak mengakui adanya PCA.
China dan Filipina pun akhirnya memutuskan untuk melakukan pembicaraan lanjutan untuk menyelesaikan masalah ini.
Jepang memang tidak turut bersengketa dalam masalah ini. Namun, Jepang memiliki sengketa lahan dengan China atas satu pulau kecil di Laut China Timur.
Masalah di LCS pun menjadi perhatian khusus bagi Jepang karena dianggap dapat berhubungan dengan kasus di Laut China Timur.
cnn/radarriaunet.com