Rabu, 03 Agustus 2016|16:03:02 WIB
RADARRIAUNET.COM - Calon presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Republik, Donald Trump, dihujani kritikan karena menyerang orangtua tentara muslim AS. Kritikan untuk Trump juga datang dari para petinggi Partai Republik, partai yang menaunginya.
"Ini mengarah ke tempat yang sebelumnya belum pernah didatangi, menyerang keluarga tentara yang gugur," sebut Senator Republik untuk South Carolina, Lindsey Graham, dalam pernyataannya seperti dilansir media internasional, Senin (1/8/2016).
"Ada beberapa hal yang sakral dalam politik Amerika -- yang tidak seharusnya Anda lakukan -- seperti mengkritik orangtua tentara yang gugur bahkan jika mereka mengkritik Anda. Jika Anda akan menjadi pemimpin dunia yang bebas, Anda harus mampu menerima kritikan. Trump jelas tidak bisa," tegasnya.
Kontroversi terbaru Trump melibatkan Khizr Khan dan istrinya, Ghazala, yang tampil dalam Konvensi Partai Demokrat, pekan lalu di Philadelphia. Khizr berbicara soal putranya, Kapten Militer Humayun Khan, yang tewas oleh pengebom bunuh diri di Irak, tahun 2004 lalu.
Khizr yang merupakan warga negara AS asal Pakistan dan menganut Islam ini, juga menyinggung Trump dengan menyebutnya sama sekali tidak pernah mengorbankan apapun dan siapapun. Trump menanggapinya dengan mengkritik Ghazala yang hanya berdiri dan diam di sebelah suaminya tanpa ikut berbicara. Trump menyebut Ghazala mungkin tidak diizinkan bicara oleh suaminya.
"Ini sungguh tidak menghormati keluarga yang telah melakukan pengorbanan terbesar bagi negara kita," sebut Jeb Bush, mantan rival Trump dalam pencalonan presiden Partai Republik.
"Hanya ada satu cara untuk berbicara soal orangtua Gold Star: dengan hormat dan penghargaan," kritik Gubernur Ohio, John Kasich, yang juga pernah menjadi rival Trump dalam pencapresan. Gold Star sebutan untuk keluarga yang kehilangan anggota keluarganya dalam perang atau saat mengabdi sebagai personel militer AS.
"Kapten Khan adalah pahlawan. Bersama, kita seharusnya mendoakan keluarganya," imbuh Kasich yang enggan datang dalam Konvensi Partai Republik yang digelar di wilayahnya sendiri, karena menolak untuk mendukung Trump.
Ketua DPR AS, Paul Ryan, juga ikut mengomentari isu ini meskipun dia tidak menyebut langsung nama Trump dalam komentarnya. "Kehebatan Amerika dibangun di atas prinsip kebebasan dan dijaga oleh pria dan wanita yang mengenakan seragam untuk mempertahankannya," sebut Ryan yang juga Senator Republik untuk wilayah Wisconsin.
"Seperti saya katakan berulang kali sebelumnya, tes keagamaan untuk masuk ke negara kita tidak mencerminkan nilai-nilai mendasar itu. Saya menolaknya. Banyak warga muslim AS yang mengabdi dengan berani dalam militer kita, dan memberikan pengorbanan terbesar. Kapten Khan menjadi salah satu contohnya. Pengorbanannya -- dan juga pengorbanan Khizr dan Ghazala Khan -- seharusnya selalu dihormati. Titik," tegasnya.
dtc/fn/radarriaunet.com