RADARRIAUNET.COM - Selama ini OS X dikenal sebagai sistem operasi yang aman, namun dalam penelitian terbaru menyebutkan OS untuk Mac ini mulai diincar oleh penjahat siber.
Diungkapkan oleh Symantec, OS X menjadi sasaran ransomware selanjutnya setelah Windows dan Android. Ransomware adalah program yang menghalangi akses pengguna pada perangkatnya untuk sejumlah tebusan.
Direktur Bisnis Symantec Asia Choon Hong Chee mengatakan para penjahat siber kini mulai menemukan celah pada sistem operasi yang digunakan pada perangkat Mac itu.
"Mac kini mulai terancam. Menurut penelitian ekstensif yang kami lakukan, perangkat mungkin terkena serangan ransomware adala Windows, Mac dan Android," kata Hong Chee.
Sementara itu, iOS yang lebih tertutup, menurutnya, masih belum menunjukkan tanda-tanda akan diserang.
"Saat ini sistem operasi iPhone bukan tempat yang tepat bagi mereka," ujar Hong Chee.
Selain itu, ada prediksi program jahat ini juga akan menyerang Internet of Things atau IOT. "Dengan IOT semuanya terhubung, bisa jadi tidak hanya komputer yang diserang."
Ransomware bisa membuat perangkat tidak bekerja sama sekali atau mengunci beberapa file pribadi. Setelah melakukan itu, maka akan muncul ancaman agar segera membayar tebusan kepada si pelaku. Kerap kali ancaman itu juga mengatasnamakan penegak hukum.
Jika tidak dibayar, maka perangkat atau file tidak akan lagi bisa digunakan.
Saat ini, ada rata-rata 14 serangan ransomware per hari di Indonesia. Kebanyakan serangan tersebut terjadi pada komputer pribadi, dengan persentase 57 persen.
Menurut Hong Chee, komputer pribadi biasanya tidak seaman komputer perusahaan. Selain itu, pengguna komputer pribadi juga sering kali tidak tahu apa yang mereka klik.
Untuk mengantisipasi terkena ransomware, lanjut Hong Chee, pengguna disarankan agar menjaga perangkatnya terus menggunakan sistem operasi versi terbaru.
"Pastikan perangkat Anda terbarui dan Anda tak perlu khawatir," katanya.
Selain itu, pengguna perangkat juga mesti hati-hati dalam mengklik tautan yang ada di internet. Belum lagi, ransomware kerap tersembunyi dalam iklan di situs yang banyak dikunjungi.
Khusus untuk Android, Hong Chee memperingatkan agar berhati-hati memasang paket instalasi atau APK yang didapatkan dari internet.
"Banyak aplikasi di luar Google Play yang mengandung ransomware. Anda bisa saja memasang aplikasi palsu dan terinfeksi ransomware," ujarnya.
cnn/radarriaunet.com