RADARRIAUNET.COM - Keberadaan nelayan jaring batu yang menangkap ikan di Selat Bengkalis kian hari kian menjamur dan meresahkan bagi nelaya tradisional karena berdampak pada pengurangan hasil tangkapan mereka.
Hal itu dikatakan salah seorang nelayan di Sungai Pakning, Andy yang setiap harinya melaut di Selat Bengkalis mengunakan perahu sampan. "Jangan sampai kami sebagai nelayan tradisional melakukan aksi anarkis, baru mereka tidak menankap ikan di selat ini lagi," ujarnya, Selasa (19/7/2016).
Diakui oleh pria yang memiliki dua orang anak ini, sudah beberapa kali menyampaikan hal ini, baik melalui UPTD maupun langsung ke Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten, namun sampai hari ini belum ada respon. "Ada lima kali kita laporkan kepada dinas terkait, namun alasan mereka tidak ada dana untuk melakukan patroli," ungkap Andy.
Dipaparkan Andy, pada bulan Mei lalu, ia bersama nelayan lainnya sempat bertengkar dan hampir saja terjadi pertumpahan darah dikarenakan salah seorang nelayan tradisional ditabrak oleh kapal nelayan jaring. "Kami telah melaporkan ke Polsek Bukit Batu dan didamaikan disana," kata Andy.
Andy bersama nelayan tradisional lainnya berharap kepada dinas terkait agar dapat menyelesaikan hal ini sebelum hal-hala yang tidak diingini terjadi.
teu/grc/radarriaunet.com