Rabu, 13 Juli 2016|08:41:44 WIB
RADARRIAUNET.COM - Mata uang rupiah tengah mengalami tren penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak beberapa hari lalu. Pada 15 Juni lalu, posisi dolar mencapai level tertingginya di kisaran Rp13.400, dan terus menunjukkan penurunan bertahap sampai saat ini di level Rp13.100.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menjelaskan, tren penguatan rupiah tersebut disebabkan derasnya arus dana asing yang masuk ke Indonesia dalam beberapa pekan terakhir, sehingga penguatan tersebut dianggap belum stabil.
"Sebetulnya kondisi dolar Rp13.100 ini dipengaruhi besarnya dana yang masuk ke Indonesia, dan permintaan valas yang lebih sedikit dari penawaran. Jadi saya bisa mengatakan ini sifatnya masih belum stabil dan kita melihat sebagai faktor temporary," ucap Agus ditemui usai halal bihalal di kantor BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (11/7/2016).
Lebih jauh, kata Agus, sampai 24 Juli lalu, BI mencatat sudah ada Rp97 triliun dana asing yang masuk ke pasar keuangan sejak awal tahun lalu. Bandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yang hanya Rp57 triliun.
Selain itu, lanjutnya, tren penguatan rupiah ini juga dipengaruhi banyaknya perusahaan yang melepas dolarnya dalam waktu bersamaan dalam beberapa waktu terakhir.
"Kita tahu minggu lalu ada info terkait lapangan kerja di AS yang menunjukkan perbaikan, yang biasanya membuat tekanan pada nilai tukar negara berkembang. Tapi tadi pagi kita lihat rupiah menunjukkan penguatan, artinya cukup banyak dana masuk ke Indonesia, dan banyak korporasi melepas valuta asingnya," jelas Agus.
dtc/fn