RADARRIAUNET.COM - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar memberikan peringatan keras pada perusahaan yang arealnya diketahui terbakar tanpa penanganan berarti. Bila tidak segera ditangani, Menteri Siti mengancam akan mengambil langkah hukum.
"Sejak jelang Idul Fitri hingga hari ini, Dirjen PHPL KLHK sudah mengeluarkan peringatan keras pada tiga perusahaan di Jambi dan Riau. Serta perusahaan yang arealnya terbakar di perbatasan Jambi dan Sumsel," ungkap Siti dalam keterangan persnya, Sabtu (9/7).
"Bila mereka tidak berhasil memadamkan dalam waktu singkat, dengan batas waktu maksimal tiga hari, maka akan ditingkatkan prosesnya melalui Dirjen Penegakan Hukum," tegasnya.
Dijelaskan Siti, pemantauan titik api atau hot spot terus dilakukan sepanjang libur Idul Fitri. Ia bahkan memimpin langsung sistem piket dan memonitoring laporan yang masuk setiap hari. Data terbaru per Sabtu (9/7) siang tercatat 35 hot spot di seluruh Indonesia.
Adapun total hot spot periode 1 Januari–9 Juli 2016, berdasarkan Satelit NOAA18/19 tercatat 1.043 titik. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, terjadi penurunan sebanyak 2.121 titik atau 67,03 persen. Sedangkan menurut data Satelit Terra/Aqua sebanyak 1.868 titik. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, mengalami penurunan 329 titik atau 14,97 persen.
Penurunan hot spot dan antisipasi meluasnya karhutla di periode yang sama ini berkat kerja keras banyak pihak. Terutama tim patroli terpadu," ungkap Siti.
Beberapa operasi lapangan dilakukan seperti di Banama Tingang, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Di lokasi ini terjadi kebakaran dan telah dilakukan pemadaman oleh Manggala Agni Provinsi Kalteng bersama TNI dan Polri.
Tim melaksanakan pemadaman pada areal terbakar yang diketahui berupa lahan yang baru dibuka dengan alat berat. Tumpukan kayu ranting kemudian sengaja dibakar, hingga meluas ke area 50 sampai dengan 100 Ha. Pemilik lahan adalah Suroso (40), Desa Kumpai Batu Atas.
Api berhasil dipadamkan setelah memisahkan kayu agar tidak menjalar ke lokasi lain, dibantu satu unit mobil Damkar. Sebagai bentuk penyelesaian dan pembelajaran bagi masyarakat, pemilik dan pembakar lahan diserahkan kepada Babinkantibmas untuk selanjutnya diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Di Kabupaten Pulang Pisau, juga dilakukan pemadaman oleh tim terpadu di lahan terbakar dengan luasan sekitar 20 ha milik Andrey (55), warga jalan Kapur Naga, Palangkaraya. Api berhasil dipadamkan di dua titik dengan menggunakan tiga mesin pompa. Satu titik api awalnya tidak dapat dijangkau air, tapi dengan melokalisir api dan adanya sekat api berupa jalan, maka api dapat dipadamkan.
Masih di hari yang sama, sembilan hot spot juga terdeteksi di Riau, dengan tingkat kepercayaan 80 persen. Tim KLHK dan Pemda, melalui pantauan udara atau flyover menemukan fire spot sebanyak delapan titik. Terdiri dari dua titik di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) dan enam titik di Kabupaten Indragiri hilir.
Pemadaman di lokasi tersebut dilaksanakan oleh Satgas Karhutla Provinsi Riau dengan menggunakan helikopter yang disiapkan BNPB. “Hingga Sabtu sore pemadaman pada enam titik api tersebut masih terus dilakukan,” kata Siti.
Di Jambi, tepatnya di Kabupaten Tebo sudah diketahui terjadi pembakaran di areal konsesi. Saat ini pelaku dalam pemeriksaan intensif pihak Polres. “Semua upaya di atas, saya monitor langsung setiap hari dengan laporan lengkap untuk dilakukan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo, agar tidak terjadi lagi kebakaran dahsyat yang merugikan masyarakat,” kata Siti.
Tak lupa dia menyampaikan ucapan terimakasih pada kerja keras seluruh tim terpadu karhutla di daerah, yang sampai saat ini tetap menjaga pos kerja masing-masing dengan penuh dedikasi. “Tahun ini alhamdulillah masyarakat di daerah rawan karhutla bisa Idul Fitri tanpa asap. Kita tetap harus terus waspada dan melakukan berbagai langkah antisipasi,” kata Siti.
Tim Siaga Darurat Karhutla Tetap Kerja
Komitmen Provinsi Riau terhindar dari bencana asap pada 2016 ini memang sangat berat. Karena tak ingin kejadian serupa 18 tahun terakhir terulang, langkah dan upaya pencegahan secara preventif menjadi sebuah keharusan yang harus dilakukan bersama. Melalui Tim Satgas Siaga Darurat Karhutla Riau yang dikomandoi Danrem 031/WB Brigjen TNI Nurendi, langkah-langkah terus dilakukan. Berdasarkan data yang dihimpun Riau Pos dari tim Siaga Darurat Karhutla Provinsi Riau titik api terbanyak terpantau pada 8-9 Juli kemarin. Di mana dari data BMKG Pekanbaru, di Sumatera pada rentan waktu tersebut terpantau 83 titik api.
Terjadi di beberapa daerah seperti Sumbar (23), Sumut (13), Bengkulu (8), Jambi (5), Sumsel (5), Babel (5), Aceh (3), dan Riau (18). Khusus Riau terdiri di Pelalawan (11), Rohil (2), Siak (2), Inhu (1), Dumai (1) dan Bengkalis (1). Di mana dari jumlah tersebut terdata dengan tingkat kepercayaan di atas 70 persen terdapat 7 titik, di Pelalawan (5) dan Rohul (2).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengungkapkan memang selama Idul Fitri seluruh tim di Satgas tetap bekerja. “Tak ada kata libur. Kami melihat memang potensi agak meningkat selama libur ini, karena pembakar mengira kami libur,” ujar Edwar Sanger kepada awak media, Ahad (10/7).
Lebih lanjut memang kondisi karhutla yang terjadi selama libur hari raya Idul Fitri dominan dibakar oleh oknum tak bertanggung jawab. Di mana indikasi dan temuan di lapangan yang tim satgas darat, pelaku cenderung setelah membakar kemudian menghilang. “Karenanya kami tetap stand by. Cukup meningkat terjadi di TNTN,” ujarnya.
Mengenai upaya dan langkah yang dilakukan, kata Sanger, pihak Satgas Siaga Darurat Karhutla terus berkoordinasi dan menurunkan tim. Bahkan water bombing dilakukan selama libur kemarin menggunakan helikopter bantuan BNPB yang tersedia. Selain itu tim darat ungkapnya juga terus melakukan penyisiran di lapangan (TNTN, red) sejak H-1 Idul Fitri.
“Hari raya tetap water bombing di sana sampai sekarang, tadi di Bunga Raya (Siak, red).
Sebelumnya Sungai Raya, Inhu. Alhamdulillah semua sudah bisa diantisipasi,” lanjutnya.
Upaya-upaya masih dikatakan Sanger pada H+5 Idul Fitri kemarin terus dilakukan. Seperti operasi tangkap tangan oleh Satgas darat. Walaupun belum membuahkan hasil sebab ada kecenderungan pembakar beraksi pada malam hari. Kemudian juga akibat tim udara yang memang tidak bisa terbang pada malam hari. Sehingga terjadi sistem bakar lari oleh pelaku. “Kami akan pantau terus dan memburu pelaku,” tegasnya sesuai instruksi Danrem selaku Dansatgas.
Hingga kini berdasarkan data di Satgas, kata Sanger, selama Idul Fitri terdata lebih 50 hektare lahan terbakar. Namun seluruhnya berhasil dipadamkan dan dijaga supaya tidak meluas. Dominan di wilayah Pelalawan, Rengat, Siak, dan Kampar. Namun dengan upaya preventif dari tim lanjut Sanget kondisi karhutla selama libur Idul Fitri dapat dikendalikan.
“Memang sempat terdata 5-7 fire spot, namun sore ini (kemarin, red) sudah zero hot spot. Itu yang di atas 70 persen. Pokoknya terus kita lakukan upaya pencegahan,” tambahnya.
teu/rpg/radarriaunet.com