Senin, 11 Juli 2016|11:10:33 WIB
RADARRIAUNET.COM - Pemerintah Inggris menolak petisi seruan untuk mengulangi kembali referendum Brexit soal keanggota di Uni Eropa yang ditandatangani oleh 4,1 juta orang di internet.
Para penandatangan petisi tersebut adalah pendukung keanggotaan Inggris di Uni Eropa yang kecewa dengan hasil referendum bulan lalu.
Sebanyak 52 persen atau 17,4 juta warga Inggris dalam referendum itu menginginkan keluar dari Uni Eropa. Sementara 48 persen atau 16,1 juta warga yang ingin tetap menjadi anggota EU
Petisi di internet menyerukan pemerintah menerapkan peraturan pengulangan referendum jika pemenang mendapat kurang dari 60 persen suara dengan pemilih yang tercatat kurang dari 75 persen.
Kementerian Luar Negeri yang mengkoordinasi hasil referendum dengan parlemen membantah adanya peraturan hasil minimum tersebut. Menurut pernyataan Kemlu Inggris, pemerintah telah menegaskan apa pun hasil referendum akan dihargai.
"Sekarang kita harus bersiap untuk proses keluar dari Uni Eropa dan pemerintah berkomitmen memastikan hasil yang terbaik bagi rakyat Inggris," ujar Kemlu, dikutip media internasional, Minggu, (10/7).
Dua kandidat perdana menteri yang digadang menggantikan David Cameron juga mengatakan hasil referendum telah final dan tidak perlu dipertanyakan lagi.
"Brexit ya Brexit," kata Theresa May, menteri dalam negeri Inggris dalam pidato saat mengumumkan pencalonan dirinya sebagai perdana menteri Inggris. May adalah pendukung keanggotaan Inggris di UE.
Rivalnya, wakil menteri energi Andrea Leadsom, berada di kubu 'keluar' dari UE. Menurut Leadsom, Inggris akan lebih berkembang di luar Uni Eropa.
Banyak masyarakat Inggris yang ingin 'tetap' berada di UE berharap hasil referendum bisa diubah, dan ada spekulasi dari berbagai pengamat internasional yang menyebutkan Brexit tidak akan terealisasi.
Menurut peraturannya, butuh waktu dua tahun sampai Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa.
cnn/radarriaunet.com