Sabtu, 09 Juli 2016|14:58:14 WIB
RADARRIAUNET.COM - Salah satu korban tewas dalam teror bom di bandara Ataturk, Istanbul, Turki ialah pria asal Tunisia yang sedang mencari putranya. Putra pria ini diduga kuat bergabung dengan kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Suriah.
Perdana Menteri Turki Binali Yildirim menyebut ISIS bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri yang terjadi Selasa (28/6) malam itu. Sedikitnya 41 orang tewas dan 239 orang lainnya luka-luka dalam serangan itu. Sebagian besar korban tewas merupakan warga Turki, kecuali 13 orang yang warga negara asing. Mereka terdiri dari lima warga Arab Saudi, dua warga Irak dan sisanya berasal dari China, Yordania, Tunisia, Uzbekistan, Iran serta Ukraina.
Seperti dilansir AFP, Kamis (30/6/2016), pria Tunisia yang tewas itu diidentifikasi bernama Fathi Bayoudh. Pria yang berprofesi sebagai dokter itu, dilaporkan sebelumnya berada di Turki selama beberapa minggu terakhir, untuk mencari dan memulangkan putranya.
Sumber Kementerian Luar Negeri Tunisia, yang dikutip radio swasta menyebut, putra Bayoudh dituding bergabung ISIS di Suriah. Secara terpisah, sumber pemerintahan Tunisia yang enggan disebut identitasnya menuturkan kepada AFP, setelah beberapa bulan bolak-balik antara Tunisia dan Turki, Bayoudh akhirnya berhasil membujuk putranya pulang ke rumah bersamanya.
Sedangkan sumber Kementerian Pertahanan di ibukota Tunis menyebut Bayoudh berada di bandara Ataturk pada Selasa (28/6) malam, untuk menemui istrinya. Nahas, dia malah menjadi korban serangan bersenjata dan tiga ledakan bom bunuh diri.
Kepala Urusan Konsuler pada Kementerian Luar Negeri Tunisia, Faycal Ben Mustapha, menuturkan kepada AFP, konsulat Tunisia di Istanbul mulai berkomunikasi intens dengan keluarga Bayoudh sejak Desember tahun lalu.
"Itu ada kaitannya dengan putra mereka. Kami tidak tahu apa yang dilakukan putranya, tapi pemuda itu pergi ke Irak dan kemudian Suriah dan berakhir dalam tahanan di Turki," terang Mustapha.
dtc/fn/radarriaunet.com